Sabtu, 16 Mei 2009

Apa yang Membuat Anda Bahagia?

Oleh Selfy Parkit


Apa yang membuat Anda bahagia? Setiap orang memilih jawaban tersendiri dalam meraih kebahagiaannya. Suatu hari pada saat rapat mingguan di sekolah tempat saya bekerja, kepala sekolah saya mengajukan sebuah pertanyaan kepada para guru dalam bahasa Inggris. Kurang lebih pertanyaan seperti ini “Hal apa yang membuat Anda bahagia?” Orang pertama yang menjawab pertanyaan ini dengan mantap menyebutkan bahwa pacarlah yang membuatnya bahagia. Maklum orang yang bersangkutan memang belum mempunyai pacar, sudah tentu jika saat ini dia sangat berharap agar dapat menemukan wanita yang mau jadi pacarnya, dan hal itulah yang akan membuatnya bahagia. Lalu sebagian besar dari para guru menjawab bahwa hal yang membuat mereka bahagia adalah bisa berkumpul dengan keluarga atau orang-orang yang dicintainya, seperti orang tua, anak, suami, dll. Tentunya jawaban ini memang umum diutarakan oleh setiap manusia, karena pada dasarnya manusia akan merasa nyaman jika dapat hidup dan berkumpul dengan orang yang mereka sukai dan cintai. Namun, jawaban tersebut tidaklah mutlak diutarakan oleh semua orang. Tidak selamanya keluarga sendiri menjadi prioritas dan membuat mereka bahagia. Ada kalanya berkumpul dengan orang lain membuat diri mereka merasa nyaman dan bahagia. Begitu juga dengan sebagian guru yang menjawab kalau temanlah yang membuatnya bahagia. Lalu hal apa yang membuat saya bahagia? Dari sekian banyak guru-guru yang ditanyakan, akhirnya tibalah giliran saya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Awalnya saya tidak tahu hal apa yang benar-benar membuat saya bahagia, karena saya pikir semua jawaban dari guru-guru sebelumnya memanglah hal yang membuat saya juga bahagia. Akan tetapi, semua itu tidaklah selamanya benar, karena terkadang saya merasa tidak bahagia, walaupun saya sedang berkumpul dengan teman-teman atau keluarga saya. (Lagi pula kalau jawabannya sama nanti dikira ikut-ikutan J). Perlu beberapa detik bagi saya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sampai kemudian saya teringat akan sesuatu, dan serentak saya menjawab dalam bahasa Inggris, “I’ll be happy if I can sleep well” yang artinya “Saya akan bahagia, jika saya dapat tidur dengan nyenyak.” Memang jawabannya agak sembarang, sampai-sampai sebagian guru yang lain ada yang tertawa setelah mendengar hal tersebut. Si kepala sekolah pun mungkin sedikit bingung, dan menanyakan apakah saya pernah punya masalah susah tidur. Walaupun saya memang pernah punya masalah tidak bisa tidur nyenyak selama 3 bulan dan itu adalah saat-saat dimana saya tidak bahagia, namun semata-mata bukan itu alasan atas jawaban saya. Karena menurut saya orang yang pasti bahagia adalah orang yang bisa tidur dengan nyenyak. Entah dia punya atau belum punya pacar, miskin atau kaya, berjabatan tinggi atau rendah, berkeluarga atau tidak, jika dapat tidur nyenyak (tidak ada kegelisahan, ketakutan, dan kekhawatiran) saat itu pasti dia orang yang berbahagia. Karena orang yang tidak bahagia pasti tidak dapat tidur dengan nyenyak. Materi, keluarga, teman ataupun pacar tidak bisa menjamin seseorang untuk bahagia dan bisa tidur dengan nyenyak. Namun, perlu ditekankan bahwa bukan karena tidurlah kita akan bahagia (walaupun tidur memang salah satu kondisi dalam meraih kebahagiaan duniawi). Tetapi sebaliknya karena merasa bahagialah kita bisa tidur dengan nyenyak. Dengan kata lain, tidur nyenyak adalah efek dari kebahagiaan. Lalu sebenarnya apa yang dapat membuat kita bahagia dan dapat tidur dengan nyenyak? Ada satu cerita yang saya pernah dengar dari seorang penceramah. Cerita ini tentang orang kaya yang memiliki segalanya. Ia memiliki harta yang berlimpah. Bisnis dan perusahaannya pun tersebar dimana-mana. Ia juga memiliki keluarga, istri yang cantik dan setia beserta anak-anaknya yang lucu-lucu. Temannya dimana-mana, begitu juga dengan pembantu rumahnya yang siap melayaninya kapan pun. Namun, karena pekerjaannya yang luar biasa sibuk, membuat ia harus bekerja keras siang dan malam. Tak pelik pikirannya hampir setiap hari gelisah memikirkan untung dan rugi. Terlebih lagi rasa takutnya, baik itu takut tertipu dalam bisnisnya ataupun takut akan kehilangan harta, istri, anak dan semua yang dimilikinya. Ketakutan dan kegelisahan inilah yang membuatnya tidak pernah bisa tidur nyenyak, dan sudah pasti saat itu dia tidak bahagia. Kemudian suatu malam, karena tak bisa tidur ia berjalan-jalan dengan mobil terbarunya. Saat itu ketika mobilnya melintasi sekumpulan pangkalan becak di pinggir jalan, ia melihat seorang tukang becak yang sedang tidur dengan lelap di atas becaknya. Melihat wajah si tukang becak itu, si orang kaya tadi berkata di dalam hatinya, ‘Dia yang mungkin tidak punya segalanya dapat tidur dengan nyenyak di atas becaknya, sedangkan Aku yang punya segalanya, bahkan ranjang mewah dan empukku tidak dapat membuatku tertidur dengan nyenyak. Betapa bahagianya tukang becak tersebut.’ pikir si orang kaya. Apakah harta kekayaan, kedudukan, teman, keluarga, atau pacarkah yang dapat membuat kita bahagia? Rata-rata setiap orang menjawab bahwa mereka akan bahagia jika mereka seperti ini, mendapatkan ini, melakukan ini, menyelesaikan ini, mempunyai ini dan lain sebagainya. Tidak heran memang, terkadang kita senang mencari kebahagiaan di luar dari lingkungan dan diri kita sendiri. Kita lupa akan satu hal kalau kebahagiaan itu datangnya dari diri sendiri. Mau punya pacar atau tidak, mau berkumpul dengan keluarga, teman, atau orang yang dicintai, bahkan melakukan kegiatan yang biasanya kita senangi seperti berbelanja misalnya. Hal itu semua tidak menjamin kebahagiaan kita selama diri kita resah, gelisah, takut dan memang merasa tidak bahagia seperti si orang kaya tadi. Lalu apakah kebahagiaan itu hanya dapat kita raih jika keinginan kita sudah terlaksana atau terpenuhi? Apakah kita harus menunggu datangnya sesuatu atau mendapakan sesuatu, baru kita akan bahagia? Contohnya saja seorang guru yang menganggap hal yang membuatnya bahagia adalah mendapatkan seorang pacar. Mengapa harus menunggu mendapatkan pacar baru bisa bahagia? Lalu apakah ada jaminan jika ia mendapatkan pacar saat itu ia akan merasa bahagia? Bagaimana jika seandainya ia mendapatkan pacar, tetapi secara terpaksa karena dijodohkan oleh orang tuanya misalnya, dan ia tidak suka dengan pacarnya itu? Jika saat ini kita bisa bahagia, mengapa saat ini juga kita tidak menikmati kebahagiaan itu!? Sesungguhnya, berkumpul dengan orang yang kita cintai dan senangi pun bukan jaminan untuk bahagia, sama halnya dengan memiliki harta kekayaan dan lain sebagainya. Karena sekali lagi kebahagiaan ada di dalam diri kita sendiri saat ini, bukan yang lalu ataupun dari yang akan datang. Kebahagiaan hadir tidur pun menjadi nyenyak.

“Pavivekarasaŋ pitvā rasaŋ upasamassa ca niddaro hoti nippāpo Dhammapītirasaŋ pibaŋ” –Dhammapada BAB XV:205 (15:10)

“Ia yang menikmati hidup dalam kesendirian dan merasakan ketenangan karena tiada noda, terbebas dari kesedihan, terbebas dari kejahatan. Ia mereguk kebahagiaan hidup dalam Dhamma”

Naskah ini dimuat di Majalah Sinar Padumuttara edisi 5Thanks to My MoM,Ce2k&Friends

Bangkai Tikus

Oleh Selfy Parkit


Kekesalan ini membawaku kepada kemarahan. Beberapa hari yang lalu di kamarku terjadi sesuatu yang menghebohkan. Di sore hari ketika aku sedang menikmati istirahatku tiba-tiba adik perempuanku berseru sambil memprotes dan memecahkan keheningan tidur soreku. “Bau..” begitu katanya, kamarku bau tikus mati alias bangkai tikus. Aku yang akhirnya terbangun dari tidurku berusaha dengan keras menarik nafas, mencari tahu kebenaran kata-kata adik perempuanku. “Mana, ga bau kok!”, seru ku sambil mengendus-enduskan hidungku. Lalu, karena sudah terbangun dari tidur, tak ada lagi yang dapat aku lakukan di kamarku selain berbaring. Namun karena bosan dan tak tahu lagi apa yang harus aku perbuat aku pun beranjak meninggalkan kamar tidurku dan lari ke ruang tamu. Aku duduk dengan tenang sambil menonton televisi acara reality show. Beberapa saat kemudian perut ini terasa lapar dan meminta jatah hariannya. Aku pun mengisi perut ini tanpa lagi memikirkan si bangkai tikus yang bau itu, yang sedang menyebarkan kebauannya di dalam ruangan kamarku yang cukup kecil itu. Selesai bersantap sore, sekali lagi aku diributkan oleh gerutuan-gerutuan adik perempuanku persoalan bau yang masih saja sama. “Kenapa masih saja menggerutu! Ya, dicari dong di mana bangkai tikusnya.” kataku sambil menghampirinya. “Besok aja, udah sore ribet.” Jawab adikku enteng. “Kalau ntar mau tidurnya bau-bauan, ya udah!” seruku cuek. Lalu ketika berpikir sejenak, adikku ini pun masuk ke dalam rumah, dan tak lama kemudian ia pun berteriak memanggilku, “Kak, cepetan sini bantuin aku dong!” Ternyata seketika pikirannya pun berubah, tak mau menunggu waktu yang ada untuk menyelesaikan permasalahan bau yang mengganggunya. Apalagi tidur bersama dengan bau yang menyengat dan membangkitkan selera untuk marah-marah menyalahkan tikus yang sudah mati itu.

Sedikit demi sedikit dan satu persatu dikeluarkannya barang-barang yang ada di kamar tempat tidur kami itu. Mulai dari meja kecil, rak-rak buku, kardus-kardus bekas miliknya yang ternyata sudah tak terpakai lagi sampai dengan lemari yang kurang lebih isinya buku-buku dan barang-barang lainnya pun mendapat giliran untuk berpindah dari tempatnya. Setelah sebagian besar dari barang-barang tersebut sudah keluar dari kamar, seketika bau bangkai tikus itu pun sudah tidak tercium lagi di dalam kamar kami, melainkan pindah menyebarkan aromanya di ruang tamu tempat kami menaruh barang-barang tersebut. Sebagian dari orang-orang di rumahku mulai heboh, ada yang berpendapat ini dan itu, ada yang mengusulkan ini dan itu. Namun tak satu pun dari mereka yang turun tangan untuk membantu, karena takut akan melihat bangkai tikus yang jelas-jelas sudah tentu mati. Dengan gerutuan yang masih saja mendesis, di tambah lagi dengan rasa sedikit takut dan geli, adikku pun perlahan-lahan mencari-cari bangkai tersebut. Dibongkar dan dipisahkannya barang-barangnya yang sudah tak terpakai itu untuk dikumpulkan. “De, lebih baik barang-barang yang tak dipakai itu dibuang saja, atau kalau ada barang yang masih layak pakai tapi tidak dibutuhkan lagi lebih baik dikasih orang saja!” teriakku sambil membersihkan barang-barang yang ada di dalam kamar dan merasa kesal mendengar gerutuan-gerutuan adikku yang tak ada habisnya itu, ‘Bukannya di cari malah menggerutu terus’ pikirku. Saat itu kemarahan pun mulai timbul dan hampir memecahkan pengendalian diriku. Terlebih lagi melihat kamar kami yang memang agak sedikit berantakan karena sudah lama tidak mengalami pembersihan besar-besaran membuat beban pikiranku semakin bertambah. Mengapa selama ini masing-masing dari kami selalu saja melemparkan tugas dan tanggung jawab untuk membersihkan kamar tersebut, saat itu aku mulai menyesalinya.

Satu persatu barang yang sudah tak bermasalah dan tak ada bangkai tikus di dalamnya dimasukkan kembali ke dalam kamar, begitu juga dengan barang-barang yang tak terpakai, dikumpulkan dan dibuang ke dalam tong sampah. Dengan begitu akan semakin mudahlah pencarian bangkai tikus kami. Sampai akhirnya teriakan histeris pun terdengar di tengah-tengah ruang tamu. “Ah..ah.. ka, ini-ini bangkainya sudah ketemu!”, seru adikku sambil meringis kegelian dan menunjuk-nunjuk ke arah bangkai tersebut. Bangkai dari anak tikus yang baunya dipermasalahkan itu bersembunyi di dalam keranjang tumpukan pakaian kotor. Seketika rasa kesal kami pun lenyap bersamaan dengan dibuangnya bangkai tikus kecil yang menyebarkan bebauannya itu, sebau rasa kesal kami yang akhirnya menyebabkan kemarahan. Dengan begitu, kamar kami pun terbebas dari bau-bau yang menyengatkan. Namun, tidak dengan pikiran kami yang masih suka terusik dengan kekesalan dan kemarahan hanya karena bau dari bangkai seekor tikus.

Sesungguhnya bangkai tikus itu seperti kekotoran batin di dalam diri kita yang harus dibersihkan. Untuk membersihkannya kita harus sabar dan perlahan-lahan mencari tahu dan mengenali si kekotoran batin tersebut hingga akhirnya bisa kita bersihkan yaitu dengan belajar dan berlatih atau mempraktikannya. Di dalam pelatihan dan pembelajaran itu, kita akan banyak menemukan hal atau ajaran dan orang-orang yang akan memberikan petunjuk dan saran-saran. Akan tetapi, tak banyak dari mereka yang bisa dan mau turun tangan untuk membantu kita dalam membersihnya. Kita sendirilah yang harus lebih giat berusaha dan tidak selalu menggantungkan diri terhadap makhluk lain. Selain itu juga akan ada banyak ajaran-ajaran yang mengaku kebenaran, yang mendorong kita untuk berpikir lebih bijaksana. Hingga akhirnya kekotoran batin tersebut bisa kita buang dari batin ini dan kebahagiaan pun akan datang mengisinya. Namun, jangan sampai bau dari bangkai tikus itu kembali merusak kebahagiaan kita.

Thanks to My MoM&Friends

PERUBAHAN


Tertegung sendiri melihat lalu-lalang orang yang keluar masuk bioskop membuatku sedikit terhibur. Dikala ku menunggu seseorang walaupun tak special, tetapi sangat berarti dan kukasihi, membuat waktu terasa lama. Sedetik seakan satu jam bila pikiran mulai gelisah. Di dalam keresahan itu sepintas ingatan menghampiri dan menyapaku untuk masuk ke dalamnya. Kenangan manis, masa kecil yang indah, ingatan yang memalukan, sampai dengan keadaan berat yang Aku hadapi akhir-akhir ini, semua hadir memenuhi pikiranku. Aku tak tahu seberat apakah masalah yang Aku hadapi, karena sebagian orang mungkin menganggap hal ini hanyalah sebuah masalah. Kadar dan tingkatnya suatu masalah memang tergantung dari personal masing-masing, tapi yang ku alami mungkin terlalu berat bagiku.

Sebagai anak dari seorang pengusaha kaya yang baru saja jatuh miskin, ini pertama kalinya Aku merasa duniaku akan berakhir dan Aku seakan ditinggalkan oleh semua orang yang ku kenal. Namun disela kesedihanku, Aku berusaha untuk tetap merasa tegar dalam mengatasi hal-hal tersebut. Walaupun rasa sakit bergejolak di dalam dadaku, Aku mencoba untuk tetap tenang dan berpikir, menangis bukanlah sebuah jawaban. Tetapi, sebagai insan biasa yang masih memiliki berjuta emosi Aku pun tertunduk tak berdaya. Kian lama kian hari keputuasaan mulai bermunculan, keegoisan mulai berdatangan, emosi mulai menguasai diri, sampai akhirnya sedikit pun Aku tak mengenal siapa diriku dan apa yang terbaik untukku. Aku meraba-raba, mencari sana dan sini, di manakah kebenaran yang sesungguhnya, di manakah kedamaian berpijak, dan di manakah akhir dari penderitaanku ini. Sampai akhirnya Aku menyadari di sinilah hukum perubahan berperan. Semua yang pernah Aku pelajari dan ketahui seakan hilang pada detik-detik di mana kesadaranku mulai melemah. Ternyata semua itu hanyalah konsep-konsep yang tidak tertanam di dalam sanubariku, hingga akhirnya terlupakan. Begitu pula dengan masalah dan penyakit batin yang menghantuiku, muncul lalu lenyap dan terlupakan untuk sesaat. Kemudian muncul kembali dengan segudang tantangan yang harus dihadapi. Fenomena yang tidak akan berhenti sampai Aku dapat menyelesaikannya.

Ingatanku tertarik kembali pada sebuah jam yang ada di pergelangan tangan kiriku, waktu menunjukan lima belas menit sudah berlalu dan Aku semakin gelisah. “Ah… ada apakah gerangan dengan Abang angkatku itu!”. Pembawaannya yang cuek membuatku sedikit khawatir kalau-kalau dia sengaja membuatku menunggu lama di sini dan bukan hanya itu saja, sifatnya yang jahil bisa saja membuatnya mengerjaiku untuk semalaman menungguinya di bioskop. “Tetapi tidak mungkin Abangku setega itu,” pikirku. Abangku orang baik, sifat dan pembawaan uniknyalah yang selama ini banyak membuatku terhibur, kurang lebih membuatku sedikit tersenyum. Karakternya yang hampir tak pernah serius, terkadang membuat dirinya kesulitan dalam berkomunikasi dan menyampaikan sesuatu yang sifatnya serius. Jika ia berbicara serius pada semua orang yang mengenalnya termasuk diriku, pastilah akan selalu bertanya-tanya di dalam hati, “Harun berbicara serius, atau bercanda ya?” Ada cerita lucu mengenai hal ini, yang akhirnya memberikan sebuah pelajaran berarti buat si Abangku itu. Alhasil si Abang mencintai seorang gadis yang merupakan teman dekatnya dan berniat mengatakan cintanya kepada si gadis tersebut. Tiap kali si Abang mengutarakan isi hatinya, si gadis selalu tersenyum tak percaya kepada ucapannya. Setiap mendengar kata “Aku cinta kamu, I love you, aishiteru, wo ai ni, aku tresno karo koe!” atau apalah kata-kata si Abang, si gadis hanya akan tertawa dan menganggap si Abang cuma berusaha menghibur dirinya. Menyakitkan memang bagi si Abang. Namun itulah kenyataannya, si Abang harus menerima hasil yang ditanamnya karena keseringannya bercanda. Lalu apa yang terjadi dengan kisah cinta si Abang? Cinta yang sempat terucapkan, namun tak pernah tersampaikan. Sampai saat ini si Abang hanya bisa memendam perasaan yang sesungguhnya. Canda dan banyolan si Abang selalu mengisi hari-hari setiap orang yang mengenalnya. Walaupun terkadang ada saja orang yang menganggapnya menjengkelkan karena usil dan jahilnya itu tidak pernah ketinggalan, namun aku mengerti sepenuhnya karakter dan kondisi Abang angkatku ini. Meskipun kami berbeda agama, namun kami saling menghormati. Dia sangat rajin beribadah menurut keyakinannya, Aku pun aktif beribadah menurut agama dan keyakinanku sendiri. Akan tetapi, hal ini tak pernah menjadi penghalang bagi hubungan kami sebagai kakak dan adik angkat.

Lalu-lalang kendaraan, bunyi mesin kendaraan dan dentaman-dentaman klakson mobil menambah riuh perasaanku. Aku pun menghela napas untuk sesaat berharap semuanya akan baik-baik saja, karena baru saja sepintas pikiran buruk mengusik ketenanganku. Kecelakaan motor tadi sore masih melekat dan terekam jelas di dalam ingatanku, rasa takutku mengatakan kalau-kalau terjadi sesuatu yang buruk pada si Abang. Aku menarik nafas dan berdoa menenangkan pikiranku, karena hal inilah yang selama ini membantuku mengatasi masalah-masalahku. Menenangkan pikiran dapat membuatku berpikir logis, ‘Inilah hal yang harus Aku hadapi dan terima dengan lapang dada, yang tentunya memerlukan semangat yang luar biasa’. Aku teringat pada salah satu orang bijak yang pernah berkata: “Semangat dan keuletanlah yang patut dipuji dari seseorang,” dan inilah yang mulai aku tanamkan di dalam lubuk hatiku.

Dua puluh menit hampir berlalu, di manakah si sawo matang kurus berambut cepak itu? Dia tak jua kunjung datang. Hiruk pikuk orang yang keluar masuk bioskop hampir tak ada, karena waktu pemutaran film segera dimulai. Kulayangkan pandanganku ke kiri dan kanan jalan raya, namun yang ditunggu belum juga kelihatan. “Ah… apa ini kado terindah yang Abangku janjikan di hari ulang tahunku!!” gerutuku gerang. Aku hampir saja sedikit kesal, sampai akhirnya Aku berpikir lebih baik minum soft drink daripada menyimpan api di dalam dada yang malah akan menambah panas dan haus tenggorokanku. Akupun bergeser sedikit ke kiri tanpa mengangkat bahuku, membalikkan badanku dan menyapa pemilik warung kecil yang tampaknya cukup ramah. Warungnya terlihat rapih dan masih tercium bau cat pada warna birunya, menandakan warung itu baru saja direnovasi. Walaupun kecil warung yang letaknya di pinggir jalan ini terlihat komplit dan memiliki apa saja yang dibutuhkan pembeli sehari-harinya.

“Pak, minta soft drinknya satu!”, sahutku seraya si Bapak gemuk pemilik warung itu segera mengambil sebotol minuman dingin dan memberikannya kepadaku. Tersungging senyuman manis di bibir laki-laki ramah yang raut wajahnya mulai mengeriput itu. Aku pun membalas senyumannya dan memberikan sejumlah uang seharga minuman tersebut.

“Terima kasih yah Neng!” Kata-kata itulah yang menutup percakapan kami, yang mungkin saja tidak akan Aku temukan di tempat lain. Perkataan itu telah sekian kalinya kudengar, bukan satu atau dua kalinya terucap dari bibir si pemilik warung tersebut. Tiap kali ada orang yang datang untuk membeli ataupun hanya melihat-lihat dan tak jadi membeli, si Bapak pemilik warung akan mengucapkan terima kasih. Melihat keramahan dan senyuman si Bapak tadi membuatku sedikit tersadarkan, bahwa perlunya kita mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Seperti halnya rasa dan kata terima kasih yang diucapkan si Bapak pemilik warung itu, membuktikan bahwa betapa besarnya rasa syukur di dalam dirinya dan semangat juang dalam menghidupi keluarganya, yang hanya dengan berusaha warung kecil-kecilan. Entah sedikit atau pun banyak rejeki yang ia terima, ia akan selalu berterima kasih dan mensyukurinya. Seketika itu terlintas di benakku, ‘Lebih baik mensyukuri saat ini daripada menggerutu karena kesal, Abangku sudah senang hati mengajakku nonton, sudah seharusnya Aku berterima kasih untuk itu dan bukan menodainya dengan umpatan-umpatan ataupun sumpah serapah yang menyakitkan’. Menyadari hal ini hatiku terasa lega dan merasa bahagia, benarlah kata apa yang dikatakan oleh Buddha Gotama bahwa Dhamma ada di sekitar kita, dan kebahagiaan ada di dalam diri kita masing-masing.

Kuteguk minuman itu sedikit demi sedikit, hingga rasa hausku pun mulai terobati, sampai akhirnya terlihat sesosok laki-laki kurus dengan motor bebeknya yang berwarna hitam, sehitam jaket yang dikenakannya datang menuju dan memenuhi pandanganku. Terlihat sebuah helm tutup yang digantungkan dan dimasukkan ke pergelangan tangan kirinya. Dengan kedua tangannya memegang stang dan sebuah ransel merah di belakang pundaknya, si pengendara motor itu pun menghentikan motornya tepat di mana Aku sedang duduk menunggu. Setelah dua puluh lima menit lamanya, akhirnya sang kakak yang ditunggu datang juga. Diraut wajah yang kelihatannya lelah itu, terukir senyuman minta maaf di bibirnya, seraya membuka sebuah ransel berisikan sesuatu yang dibungkus rapih. Disodorkannya bungkusan rapih itu kepadaku, sambil berkata, “Dah lapar yah?, nih Abang beliin nasi goreng buat ade di jalan.”

“Ah…dikirain kado, kok sempet-sempetnya sih beliin nasi goreng, ade kan udah lama nungguin di sini. Udah dua puluh menit tau!” seruku sambil sedikit merengut.

“He..he..he.. siapa lagian yang nyuruh nungguin.” Jawab si Abang sambil menyeringai. “Tadi ban motornya bocor, jadi selama nunggu, beli nasi goreng dulu.”

“Oh… terus nasi gorengnya mau dimakan sekarang? Filmnya sebentar lagikan mau dimulai.!”

“Udah ntar makannya didalem aja, ayo masuk!”

“Emangnya bisa!?”

Akhirnya rasa resah dan gelisah yang berkecamuk di dalam pikiranku, bersamaan dengan itu seakan hilang dan Aku tidak akan pernah tahu kapan mereka akan kembali menghantuiku. Timbul, berlangsung, dan tenggelam adalah hal yang biasa, seperti halnya pemutaran film saat itu, dimulai, berlangsung, dan akhirnya selesai. Namun berakhirnya segala sesuatu bukan untuk ditangisi atau pun disesali, tetapi harus disyukuri apapun hasilnya. Seperti halnya si pemilik warung yang selalu berterima kasih dan mensyukuri atas apa yang dimiliki dan diterimanya.

Thanks ToMyMoM

By. Selfy Parkit

Ngapain ngerayain Waisak???

Begitu cepat sang waktu berjalan, tak terasa setahun sudah berlalu lagi. Masih teringat di benak gw perayaan waisak di tempat yang sama setahun yang lalu. Hanya saja yang membuatnya sedikit berbeda adalah orang-orang yang menemani gw merayakannya (yuhuuii.. siapa tuh), yah siapa lagi kalo bukan sahabat gw Novita. Tapi kali ini kebersamaan kami disertai oleh adik kecil dan sepupu-sepupunya yang masih berumur belasan. Jealous juga rasanya melihat mereka yang begitu kompaknya dan mau diajak waisak bersama. Sedangkan gw, selain jomblo (ha..ha..) ga ada juga adik-adik gw yang mao diajak ke wihara untuk ngerayain waisakkan bersama. Memang sudah biasa rasanya melewati waisak bersama diri sendiri. Contohnya saja tahun lalu, karena Novi berhalangan hadir, ya mau ga mau sendirilah gw ke wihara. Namun walaupun begitu, selalu saja ada teman-teman gw yang akhirnya bertemu dan bertegur sapa seusai acara. Akan tetapi dari semuanya itu, ada satu hal yang membuat gw bahagia tahun ini, bahkan kebahagiaan ini melebihi gw punya atau dapat cowo misalnya (ha..ha… gila abis, emangnya gw begitu kesepian apa..hihi..hi..) Kebahagiaan ini sebenarnya hadir karena gw merasa turut berbahagia (apa sih gitu aja kok berbelit-belit) ya..ya.. akhirnya bokap, nyokap dan adik bungsu gw datang ke salah satu wihara di Tangerang dan merayakan waisak di sana untuk pertama kalinya (ini sih setahu gw.. ha..ha.. siapa tahu lagi mudanya mereka malah aktif he.he..) walaupun berbeda tempat dan kita tak bersama-sama, namun gw turut bahagia. Sesungguhnya bukanlah karena ikut perayaan waisaknya saja yang bikin gw ngerasa bahagia, tetapi lebih dari itu mereka semakin dekat dengan ajaran kebenaran dan gw berharap semoga mereka selalu memperoleh kebahagiaan.

Seperti halnya tahun lalu, waisak tahun ini juga diguyur oleh hujan, hanya saja bedanya tahun lalu hujan turun seusai acara. Sedangkan di tahun ini, hujan mengguyur orang-orang yang sedang melakukan prodaksina. (Wah.. apalagi neh gerangan yang akan terjadi???) Firasat apalagikah yang akan diciptakan oleh para umat yang berpikiran dan menganggap hal itu bukan sesuatu yang normal. Jangan.. jangan, jangan.. jangan.. (apa sih??? Normal kok, wong hujan mo turun begitu saja kok repot “Kata Gusdur” haha..) namun begitulah terkadang, setiap kejadian yang dianggap tidak seperti biasanya selalu dikait-kaitan dengan kejadian-kejadian lain yang ditakutkan akan terjadi. Padahal yang ditakutkan itu terkadang tidak masuk diakal. (Wah.. inilah salah satu kehebatan pikiran kita dalam membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada he..he…)

Waisak tahun ini cukup berkesan bagi gw, apalagi setelah nonton kilas balik perjuangan Pangeran Siddhàrtha menjadi Buddha, jujur hal ini memberikan semangat dan memperkuat tekad gw untuk terus berjuang seperti beliau. Rasa kagum gw terhadap guru gw yang satu ini sungguh amat tak ada duanya. Apalagi merenungkan betapa hebatnya perjuangan beliau yang tak pernah lelah menghadapi setiap pembelajaran di dalam hidupnya hingga akhirnya dapat merealisasikan apa yang telah dicita-citakannya demi kebahagiaan semua makhluk. Sungguh cinta kasih beliau amat sangat tak terbatas. Begitulah seharusnya kita sebagai muridnya meneladani serta mempraktikan apa yang telah diajarkannya, dan bukan mengulangi kesalahan yang pernah beliau lakukan selama pencahariaan pencerahannya, yaitu dengan tidak bersikap ekstrim. Sesungguhnya perenungan inilah yang seharusnya kita lakukan dan terapkan dalam merayakan hari Waisak, bukan hanya melakukan ritual saja yang memang setiap tahun sering dilakukan dan kurang lebih dengan cara yang sama (lama-lama juga bosen.. kalo udah bosen males ke wihara deh.. ho..ho..ho). Tetapi bagaimana kita melihat diri kita, batin kita, apakah sudah mengalami peningkatan dari tahun yang lalu, ataukah masih di situ-situ saja atau malahan lebih merosot dari sebelumnya. Dengan merenungi hal ini, tentunya kita menjadi semakin mengerti dan dapat mengambil langkah selanjutnya untuk terus berjuang dalam mengikis keserakahan, kebencian dan ketidaktahuan kita. So, Buddhisme dan semangat Buddhisme bukanlah sekedar ritual saja… Berjuanglah terus dalam mencari kebenaran, jangan Cuma percaya hanya sebatas ritual… Jia You!!! J

Happy Waisak Day 2553 - Parkit

Minggu, 10 Mei 2009

My Story of Life

Kisah yang terjadi di dalam hidup kita merupakan sebuah lika liku perjalanan bagi kita untuk terus belajar dan menjadi dewasa serta bijak dalam menghadapi setiap tantangan di dalam hidup...

Friday, 14th April 2006

Today is My Day

Sebulan sudah kita berpisah, hari ini adalah keputusanku. Aku harus yakin dengan perasaanku. Harus kuputuskan dan harus kujalani. Aku harus melepaskanmu dan mengurungkan semua keinginku untuk dapat kembali denganmu. Harus kuakui betapa sayang diriku padamu, dan aku ingin dunia tau kalau kau tak bisa aku lupakan sampai saat ini karena rasa sayangku yang begitu tulus padamu, hingga belum ada satu orang pun yang dapat menggantikan dirimu di hatiku.

Tetapi aku harus mengambil keputusan yang tepat, aku ga boleh egois. Aku harus melepaskanmu dan menghormati semua keputusanmu demi kebahagiaan dirimu. Akupun tak boleh egois pada diriku. Aku tau bahwa diriku selalu sedih jika memikirkan dirimu, untuk itu aku tak menginginkan kesedihan berlarut-larut yang membuat diriku menderita, aku juga tau kalau aku selalu menyalakan diriku sendiri atas semua yang kulakukan. Aku beranggapan berpisahnya kita disebabkan oleh diriku, salahku, kekuranganku dan semua penyebabnya adalah aku. Aku tak boleh seperti itu,aku tak boleh menyalahkan diriku sendiri, terlebih lagi menyalahkan pihak luar atau orang lain. Tidak ada yang salah, tidak ada yang aneh pada diriku. Ada banyak hal yang dapat aku ambil dari pengalaman ini, mulai dari saat pertama, menentukan komitmen, mulai saling menyayangi, situasi dengan keluarga, takut kehilangan, dan saat kita benar-benar kehilangan seseorang yang kita sayangi dalam hidup kita. Semuanya terangkum dalam satu paket yang dinamakan berpacaran.

If you lost someone that you love, and you find someone else to replace the place. in order to get him/her at that time is not a good solution for your problem. Think again if you want to do that don’t make yourself guilty

Sunday, 26th March 2006

Touching, I have no idea about touching. Is it touching relate with love???

Watch your Mind....

My Own Motivation 2

I have no idea whether you will forget me forever or you don’t want to meet me forever, even as a friend. However, I believe we’ll still a good friend.

Don’t insult yourself or anyone. Don’t give up to the situations that make you feel bad. Don’t scared again to your anxiety. You must believe yourself that you’re great….

Come on learn again, life is learning. Whatever you get today, that was an effect of what you have done yesterday, and now you’re creating your life for tomorrow. So, do a good thing whatever you’re speaking, thinking or doing an action. Try to make yourself and the others happy. I know you can do it and I believe you can practice every day… aza aza fighting…

You’re kind, you’re great, strong woman, and also you’re cute :P hehehe… Get Spirit

Remember:

If you’re breathing,

remember to think a good thing,

remember to think positively,

remember to do a good thing,

remember to do a right thing,

remember to speak a good and a right thing,

remember to control your thinking, acting, and speaking.

In order, watch your mind, mouth, and your action.

These are your practice every time and you must keep all of these in your mind. Remember!!!

Don’t do something that just waste for your life and can make you forget what is the right thing. Use your time effectively with a good thing.

Tuesday, 24th March 2006


Myself

When I look at myself on a mirror

I can’t believe, that was mine, myself

I never realize, I am getting old now

I am a woman, I am getting tall

Where am I yesterday?

Am I dreaming?

Oh no….

This is who I am

I am not a little girl anymore

I shouldn’t have to think how I spend my time to play

I need to thing for the future

But,.. where am I yesterday?

I just spent my time around

I was not learn much and now here I am

Without know myself

Without know the reality

Without know the world

But,… what I just knew was how to be a good human

Monday, 20th March 2006

Obat kegelisahan

- Cinta kasih dan kasih sayang

- Berbuat baik

- Mau melepas

- Berbahagia atas kebahagiaan orang lain

- Semangat untuk terus hidup

- Bersyukur atas apa yang dimiliki saat ini

Obat ketakutan

- Cinta kasih dan kasih sayang

- Menerima/ siap menerima apa yang akan dihadapi

- Berani menghadapi apa yang akan dihadapi (mau menerima kondisi seburuk apapun)

- Mengakui semua kesalahan sebagai kesalahan dan berani bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Dalam arti lain, mengerti tentang proses sebab dan akitbat.

- Percaya diri

- Bersikap tenang dan sabar

- Keyakinan akan kebenaran yang ada di dalam diri

- Positive thinking

- Mengerti bahwa perasaan tersebut tidaklah kekal dan pasti akan berlalu.

Saturday, 14th March 2006

This was my last letter for him..

I know it’s hurt for us, but I believe one thing in my life that if I always do a good thing and right thing each time or every time. One day we will back again, be a good friend that can share and walk hand in hand, facing this world together. I won’t say good bye to you, coz I know we are not going anywhere, u always be here, inside of my heart, but it’s ok if you out of our memory from your heart and your mind (tidak ada satu pun yang pasti di dunia ini, hanya kematianlah yang pasti terjadi). Sometimes, we can’t accept the reality that someone not longer belong to us. But, in fact, someone will never belong to us, even though the world saying ‘yes’. Do not say sorry for all of this, you and I are learning, as you said to me ‘everything is a process’. We are in process of learning. So, in learning we must experience a failure or mistake. Thanks, you’re a good teacher for me, if I have a problem maybe I will ask you to solve it he..he..

Thanks for everything you gave to me, I believe you’ll reward a good thing in your life. Do not feel guilty to me OK.. I always forgive anybody, so don’t worry, anyway you’re not do something wrong to me.

Everything that I gave to you, you can keep it or throw into a trash, but I beg you to not give to me back. Honestly/accually, I’ll happy if you can keep it all of the stuff (semuanya hasil karya fy tuh, hargailah karya seni orang lain he..he..) OK aza..aza.. fighting.

I suggest you, do not run from the reality and face the problem, even though the bad situation or condition that you never feel before and I know you can do it.

Don’t scare to make a new relationship OK.. don’t think of me :)

Oh ya try to keep not to smoke, remember your healthy right :)

Monday ,13th March 2006

Seperti halnya sinar matahari yang suatu saat akan pergi di saat mendung. Kita hanya dapat berharap, kita tak kuasa mengubahnya semua menurut keinginan kita. Walaupun mendung tak berarti hujan, namun hanya waktu yang dapat menjawab semua itu.

When I looked your smile on your screen hand phone to your friend while you gave message. I thought you was happy. I had never seen the happiness came to you, when the time you met me. When the time you tried to go from me, I tried not to go from you, but you always run away from me. So, maybe you’ll happy if I let you go, and I’ll see again your smile there on your screen hand phone with the other person. I don’t want to blame myself again for anything, I’m not deserve to accept it, and I don’t want to make the same mistake again, I don’t want to hurt you again. So, I’ll not make decision to leave you, I just let you go from me for you happiness. From now I’ll try to make myself happy, and let you as happy as I’m. I’ll see you as my best friend that I love once.

Friday, 03rd March 2006

To someone that I love once

Cinta, apalah artinya cinta??? Sampai saat ini pun Aku tidak dapat mendefinisikannya dengan kata-kata. Ingin Aku katakan kepadamu isi hatiku yang sesungguhnya. Perjalanan cintaku ini sungguh amat berliku dan tak ada akhir. Lelah dan selalu berakhir dengan kepedihan, Aku pun menjadi mulai terbiasa akan hal itu. Namun ada satu hal yang tak dapat Aku pungkiri dan singkirkan dari ingatanku, itu adalah dirimu. Mungkin Kau yang pertama bagiku yang membuat diriku merasa yakin terhadap dirimu dan Aku memang benar-benar sayang padamu. Sebelumnya Aku tak pernah merasa yakin untuk mengatakan perasaanku kepada orang yang Aku sukai, namun Kau membuatku memiliki keyakinan untuk membuatmu masuk kedalam kehidupanku.

Sesungguhnya Aku sudah dapat memahami sebuah kenyataan bahwa Kau bukanlah milikku, bahkan diriku pun bukan milikku. Semuanya akan mengalami proses perubahan, mengalami perpisahan, mengalami kehancuran, mengalami kehilangan sampai akhirnya bertemu kembali. Tapi dari itu semua, ada satu hal yang ingin Aku katakan kepadamu, Kalau Aku benar-benar sayang kepadaMu.

If I can hold your hand, I’ll try to hold on. If I can’t hold your hand forever, I’ll keep the memory in my heart.

Tuesday, 28th February 2006

Kehadiranmu yang kedua kalinya benar-benar membuat hidupku berubah. Kini Aku dapat menerima kenyataan yang selama ini Aku pungkiri dan hindari. Aku belajar akan sebuah ketulusan dan kasih sayang yang selama ini tidak pernah Aku rasakan. Aku mengerti akan dinamika kehidupan di dunia yang seharusnya terjadi, yang selama ini memang Aku hindari. Kau mengajarkanku untuk menjadi seseorang yang berani menghadapi hidup dank Kau menjadi cermin kehidupanku.

Beberapa saat Kau pergi dan menghindariku untuk berpikir, lalu Kau datang kembali mengisi hidupku dengan membawa kebahagiaan beserta mimpi dan angan-angannya. Aku amat berterima kasih untuk hal itu, dengan begitu Kau mengajarkanku untuk bermimpi dan berusaha meraihnya. Sampai akhirnya saat ini kau seakan kembali menghilang dari pandanganku. Tetapi Kau selalu ada di hatiku dan di pikiranku, karena untuk melupakan dirimu dihatiku dan di pikiranku sangat sulit bagiku saat ini.

Aku ingat Aku sempat membuatmu kecewa untuk beberapa kalinya, namun Aku sudah memaafkan diriku untuk hal itu. Aku tidak akan pernah menyalahkan diriku lagi untuk suatu kesalahan yang Aku lakukan dan Aku akan selalu berusaha untuk memperbaiki semua kesalahan-kesalahan itu. Aku akan terus berjuang.. dan tdak akan membiarkan rasa takut itu mengalahkanku

Monday, 27th February 2006

Ketika pertama kali Aku bertemu dengan dirimu, masih teringat senyumanmu yang tak asing bagiku. Dalam benakku Aku pernah melihatmu sebelumnya dan ini mungkin bukan merupakan pertemuan kita yang pertama.

Ku sapa Kau seperti halnya seorang teman yang lama tak berjumpa, dan di saat itu pun kita sudah merasa begitu akrab. Oh.. sungguh Aku tidak mengetahui perasaanmu saat itu.

Kita bertemu lagi akhirnya, sampai pada suatu ketika pertemuan yang satu ini membuat kau masuk ke dalam kehidupanku. Masih ku ingat saat itu, ketika Aku bergegas berangkat kuliah dengan berjalan kaki, di jalan tepatnya di depan apotik Pasar Baru Aku bertemu kembali dengan mu. Sepertinya nasib sudah mengatur semuanya. Kau yang melihatku sedang berjalan , seketika memanggil namaku dan menanyakan kemana tujuanku. Lalu menawarkan diri untuk mengantarku. Aku mempercayaimu seperti halnya seorang teman, seorang teman yang amat baik, untuk itulah Aku menerima kebaikanmu.

Pada saat itu Kau mengantarku sampai di kampus dan kembali menawarkan diri untuk menjemputku. Di pikiranku saat itu hanya satu, Kau adalah seorang teman baik yang tulus ingin menjemputku. Tanpa berpikir macam-macam, begitu lugunya Aku menerima penawaranmu, tepatnya kebaikanmu.

Sepulang kuliah ternyata benar, Kau datang menjemputku. Ku ingat saat itu sambil tersenym simpul kepadaku Kau duduk di atas motormu bersamaan dengan deretan-deretan motor-motor lain yang juga datang untuk menjemput.

Di hari kedua Kau meneleponku dan menanyakan jam berapa Aku akan pulang dari kampus. Untuk kedua kalinya Kau kembali menjemputku di kampus. Tampak wajah lelah terbersit di wajahmu, namun Kau tak memperdulikan itu. Seingatku saat itu Aku mengenakan rok dengan T-shirt dan Kau memujiku, dengan mengatakan kalau Aku cantik jika memakai rok. Namun sayang pujian hanyalah sebatas pujian, Aku tidak terlalu memusingkan itu, walaupun ada sedikit keanehan yang Aku rasakan pada dirimu saat itu.

Di perjalanan pulang kita banyak sekali bercerita, ada satu hal yang membuatku merasa tertarik pada pembicaraan tersebut, yaitu hiking. Akhinya Kau pun merencanakan untuk pergi ke sana. ‘Baduy’ sebuah tempat yang seakan-akan merupakan symbol bagi kita berdua.

Hari demi hari terus berjalan, Kau pun masih sering datang menjeputku, bahkan mau mengantarku membeli sepatu dan menunjukan tempat yang pada hari itu baru saja launching dan belum beroperasi, yang sekarang disebut Mall Metropolis. Entah mengapa Aku mau saja diajak pergi, dan Aku tak berpikir kalau hari itu Aku telah memberikan harapan kosong kepadamu.

Satu hal yang membuatku merasa tak nyaman, Kau selalu tersenyum kepadaku bagaikan seorang malaikat tanpa dosa atau seperti manusia yang paling baik sedunia yang tidak pernah mau melakukan satu kesalahan pun. Entah mengapa hal ini membuatku tak menyukai dirimu. Sampai akhirnya perasaan ingin menjauh ini bertambah besar dengan adanya ejekan-ejekan kecil yang dikatakan temanku kalau kau menyukaiku dan hendak mengejarku.

Mengapa Aku begitu bodoh saat itu, Aku selalu tak bisa menerima jika seseorang menyukaiku tanpa mengenal diriku lebih dekat, yang pada kenyataanya Aku memang menutup diri.

Aku pun masih ingat pengorbananmu tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sepulang dari Baduy hujan turun begitu lebat, apa yang Kau lakukan bisa dibilang bodoh, tapi itulah sebuah pengorbanan yang mengatasnamakan cinta. Kau memberikan jaket hujanmu yang berwarna kuning kepadaku, padahal Aku sudah memakai jaket tebal. Walaupun bukan jaket hujan namun mampu menghalangi air hujan untuk beberapa saat, apalagi untuk orang yang duduk di belakang si pengendara motor. Sementara Kau yang hanya menggunakan sepotong T-Shirt, akhirnya basah kuyub kehujanan dan dapat terlihat oleh ku tubuhmu yang bergetar karena kedinginan. Namun saat itu Aku sama sekali tidak melihat pengorbananmu sedikit pun. Seakan mata ini telah dibutakan oleh sesuatu, sama halnya dengan dirimu yang dibutakan oleh Cinta.

Hari itu sepulang dari Baduy, merupakan hari yang mungkin tak akan terlupakan bagi kita berdua. Hari dimana Kau menyatakan cintamu kepadaku dan Aku menolaknya. Saat itu memang saat dimana Aku tidak ingin memberikan harapan kosong lagi kepadamu dan Aku melarangmu untuk terus menjemputku di kampus. Kau berusaha tabah menerima jawaban dan pernyataan dariku yang seketika dan tanpa berpikir panjang. Mungkin Kau sudah mengetahui jawaban yang akan Aku berikan. Kekecewaan ini tak membuatmu menjauhiku, Kau tetap datang menemuiku sebagai seorang teman.

Ada begitu banyak kesalahpahaman di antara kita, sampai akhirnya Kau benar-benar pergi menjauh dariku. Dalam hatiku dan di dalam dasar perasaaanku Aku bisa menerimamu asalkan Kau mau bersabar menunggu dan berusaha sedikit mengerti keadaanku waktu itu.

Seakan memang karma yang berperan dalam kehidupan Kau dan Aku begitu lekat, sampai akhirnya Aku berbuat kesalahan pada dirimu dan membuatku selalu memikirkanmu. Setiap Aku merasa sedih, gelisah, gundah dan ada masalah Aku selalu ingat akan dirimu. Hal inilah yang membentuk kesan dirimu di dalam hidupku. Sampai akhirnya Aku menyadari Aku benar-benar sayang padamu dan tulus ingin membuatmu bahagia dan ini pertama kalinya Aku serius dengan perasaanku.

Maafkan Aku jika tak dapat membuatmu bahagia. Aku sayang kamu, namun Aku tak mau dipermainkan oleh karma. Aku tidak takut menghadapi karmaku, karena Aku yakin Aku dapat mengubahnya sesuai keinginanku.

Life is today. I’ll begin from now. I’ll the past behind coz what is done is done can’t be undone.

Monday, 27 February 2006

Cinta

Berarti siap untuk Menderita

Berarti siap untuk Gelisah

Berarti siap untuk merasakan Ketakutan

Berarti siap untuk mengalami Kekecewaan

Berarti siap untuk menghadapi Kesedihan

Berarti siap untuk menerima Kebahagiaan

Brave...

Brave, I Must Brave

Berani.. Brave..

Aku harus berani menghadapi Penderitaan

Aku harus berani mengatasi kegelisahan

Aku harus berani mengatasi kemalasanku

Aku harus berani mengawasi baying-bayang kebodohan, kemunafikan, kecongkakan, kebencian, keegoan, dan segala hal-hal negatif yang ada di dalam batinku.

Berani dan tidak takut akan datangnya Penderitaan

Beranni dan tidak takut akan datangnya Kegelisahan

Beranni dan tidak takut akan datangnya Kesendirian

Beranni dan tidak takut akan datangnya Kebencian, Kebodohan dan Keserakahan.

Leaning, Brave,Dicipline,Patient, Smile…

Do the right thing,

Give happiness to myself and others,

Trust to myself, because I’m great…

Lika liku Hidup

Seorang anak kecil yang berjalan gontai, menebarkan senyumnya ke angkasa, dan melipatkan kedua tangannya di belakang. Dalam perjalanannya yang panjang, sang anak terpikat oleh wangi yang ditebarkan oleh setangkai bunga mawar merah. Sambil terpesona si anak mendekati mawar merah itu, lalu dipetiknya mawar itu sampai ke akar dan dibawanya pulang. Dalam perjalanan pulang, si anak mulai menyadari bahwa setangkai bunga mawar yang dipetiknya itu hampir mati karena layu. Tanpa berpikir panjang dan merasa panik, si anak bergegas dan berlari guna menyelamatkan bunga mawar merah itu. Layaknya seorang anak kecil, sang anak berlari dengan sangat kencang tanpa memperhatikan jalan disekelilingnya. Sampai akhirnya si anak jatuh tersandung batu. Si anak mulai menangis mengetahui kedua lututnya terluka. –Lost Girl

My Own Motivation

I must strong to face this world

I must brave to face every problem

I must patient to face my self

I must honest to face what I feel

And I have to because I’m great. J

Keep spirit

We can’t change the past, we only can change the future

Aza aza fighting J

Learning, brave, discipline, patient, smile, do the right thing, give happiness to myself and others. Trust to myself because I’m grate J

Maju Terus

Beberapa waktu lalu, impian kami untuk membuat film produksi sendiri sempat pupus karena seseorang harus keluar dari tim, dan pergi meninggalkan setumpuk pekerjaannya yang belum selesai. Parahnya lagi orang ini adalah pemeran utama sekaligus sutradara yang tidak mungkin digantikan posisinya. Kesedihan para kru saat itu memang tak dapat dielakkan lagi, begitu pula dengan rasa kecewa yang mendera kami karena merasa telah melakukan pekerjaan yang sia-sia.

Hal ini pun tidak hanya dirasakan oleh para kru, tetapi mungkin juga oleh semua teman kami yang memiliki harapan besar untuk berlangsung dan suksesnya sebuah impian. Namun, dari semua kegagalan akan selalu ada pelajaran dan sebuah harapan baru yang menanti untuk kami raih. Mengapa tidak kami sambut dengan hati ceria? Sepertinya motivasi itulah yang akhirnya mengisi semangat para kru kami, hingga akhirnya film itu berhasil kami selesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

Pelajaran: Jangan pernah menyerah sebelum permainan berakhir.

Indahnya Memberi

Dapat memberi itu indah ya? Kebahagiaan dari memberi sungguh tak terkira. Tak ada kata yang tepat untuk dapat melukiskan betapa bahagianya perasaan dari seseorang yang memberi. Kita menyebutnya berdana, namun kadang kala jika kita mendengar kata “Berdana” yang ada dipikiran kita adalah memberikan materi kepada makhluk lain.

Sebenarnya berdana bukanlah sekedar memberikan materi saja. Ada banyak sekali bentuk dana yang dapat kita berikan kepada makhluk lain, bukan saja yang berbentuk nyata/ konkret tapi juga yang tidak dapat dilihat/ abstrak. Contohnya dengan tenaga, memberikan ceramah Dhamma, nasehat dan memberikan maaf. Entah berbentuk ataupun tidak berbentuk, sedikit ataupun banyak, berdana (memberi) dengan tulus dan iklas, pastinya dapat memberikan manfaat dan kebahagiaan yang instan/ langsung bagi si pemberinya.

Kalau tak percaya cobalah berdana secara tulus dan iklas saat ini, pasti sekarang ini kita dapat merasakan kebahagiaannya.