Sabtu, 26 September 2009

Nenek


Nenek, ku tahu aku sudah besar dan beranjak dewasa..
Nenek, aku memang bukan cucu kecilmu lagi..
Tapi nenek, bukankah kau tetap saja nenekku yang dulu!
Nenek, ku tahu aku harus mampu berusaha sendiri..
Nenek, ku tahu aku harus tegar..
Tapi nenek, ada kalanya aku rindu dirimu..
Nenek, aku rindu nasehatmu..
Nenek, aku rindu belaianmu..
Nenek, aku rindu kasih sayangmu..
Nenek, aku rindu di dekapmu..
Nenek, ku tahu itu memang tak mungkin..
Nenek, ku tahu aku harus bangkit sendiri..
Tapi nenek, di saat begini aku sungguh butuh berbicara denganmu..
Nenek, aku butuh mengungkapkan isi hatiku..
Nenek, aku butuh bercanda tawa denganmu..
Aku tak sabar ingin menceritakan semuanya pada dirimu..
Seperti halnya apa yang biasa aku lakukan saat kau masih bersamamu..
Nenek ingat, kebiasaanku kalau pulang dari sekolah?
Ya, aku akan tidur di pangkuanmu. Lalu sambil kau belai-belai rambutku, kau pun mendengarkan ceritaku tentang sekolah.
Nenek ingat, apa yang akan ku minta kalo tiba-tiba terbangun di tengah malam?
Ya, aku akan kehausan minta diambilkan air putih hangat, dan dengan tanpa pikir panjang kau pun berlari ke dapur.
Nenek ingat, kebiasaan apa yang kulakukan sebelum tidur..?
Ya, aku selalu meminta nenek untuk mengklitik kedua telapak kakiku agar aku cepat bisa tidur..
Nenek ingat, apa yang aku lakukan kalau aku sedang sakit? Badanku panas dan aku muntah2!
Ya, aku akan merepotkanmu, merengek untuk segera di bawa ke dokter, padahal saat itu kau tidak punya uang sepeser pun dan harus meminjam kepada para tetangga. Karena kau tahu bahwa sakitku takkan bisa sembuh kalau belum dibawa ke dokter..
Nenek ingat apa yang biasa aku lakukan kalau aku sedang bersedih?
Ya, aku akan mencarimu di kamar, menangis di pangkuanmu, dan menceritakan semua yang telah terjadi. Saat itu kau pun mulai menasehatiku..
Nenek ingat, apa yg biasa nenek lakukan kalau aku berantem dengan teman-teman laki-lakiku?..
Ya, nenek akan memarahi dan mencubit kakiku karena tak mau mendengarkan nasehatmu. Tapi setelah itu, nenek akan memandikankanku dan meminta maaf karena telah mencubitku.
Nenek ingat, apa yang sering nenek lakukan di waktu-waktu luang kita berdua?
Ya, kau akan menggendongku, mengajakku berkeliling kampung atau bermain di rumah-rumah tetangga.
Nenek masih ingat makanan apa yang nenek berikan kalau aku tidak mau makan?
Ya, tentu saja nenek akan memberikanku tempe goreng, karena nenek tahu bahwa hanya itulah makanan kesukaanku sedari kecil, bahkan kau pun tak enggan menyuapiku..
Nenek tahukah kau kalau bagian itulah yang paling aku senangi, disuapi nenek saat makan.
Nenek tahukan kalau aku suka ice cream!!, dan adik mama yang sering sekali membelikanku ice cream.
Nenek kau lihatkan waktu itu tumpukan tempat ice cream bagaikan gunung!!.
Nenek aku mengerti bahwa kau memang harus pergi...
Penyakit itu memang sudah lama bersarang di dalam tubuhmu dan menggerogotimu..
Tapi nenek, aku tahu kau sudah berusaha untuk bertahan...
Kau pergi bukan berarti menyerah...
Karena ku tahu, kau adalah nenekku...
Semangatmu ada di hatiku ini...

To appreciate my Beloved Grandma..
I miss u.
By SELFY PARKIT

Sahabat di Hatiku

Sahabat…
Sejak dahulu sampai sekarang kau selalu mengisi hatiku… Di mana Aku bersinggah, di situ Aku ingin Kau selalu ada di sisiku… Rasanya di setiap waktuku ini takkan lengkap, tanpa adanya kau ‘tuk berbagi kebahagiaan denganku…

Sahabat…
Adakalanya kau pun menjadi tumpahan kekesalanku. Terkadang kau pun harus ikut merasakan kejengkelanku yang akhirnya ku sesali karena membuatmu tak bahagia… Namun sahabat, kau tak pernah menganggap itu sebagai hal serius yang kau pakai sebagai alasanmu untuk meninggalkan aku… Kau malah memberikanku kasih sayang yang lebih agar aku tak lagi terjerumus oleh kemarahanku.

Sahabat…
Kadang kala kau pun bersedia menjadi bantal tidurku, sebagai tempat tumpahan air mataku… Tempatku menyuarakan keluh kesahku… Oh… Sahabat… Saat itu kau sungguh tak keberatan memberikan pundakmu untuk kutangisi, walaupun kau tahu air mata dan ingusku sudah siap membasahi pakaianmu di bagian itu.

Sahabat…
Ada halnya itu pun berubah sahabat… Kadang kala kita bertengkar dan berselisih paham tanpa adanya alasan yang jelas… Masing-masing dari kita mempertahankan ego yang besarnya hanya seujung jari kelingking jika diukur dengan lamanya persahabatan kita… Tetapi begitulah adanya sahabat… Ego kita menghancurkan dinding persahabatan yang telah kita bangun bersama. Saat itu terjadi sahabat… sesal pun tiada guna…

Sahabat…
Aku takkan pernah bisa terlelap jika memikirkan hatimu yang terluka karena pertengkaran kita. Dan kadang tanpa ku tahu.. kau pun seperti itu adanya, merasa sedih karena perselisihan kita… Sahabat kalau saja saat itu kita tidak saling terbuka, membicarakan perasaan dan kesedihan yang kita rasakan, mungkin saja sang ego akan memisahkan kita.

Sahabat…
Adakalanya kau merasa lebih bahagia dengan orang lain yang lebih kau cintai dari padaku… Adakalanya waktumu kau curahkan untuk dirinya, melebihi waktumu untuk diriku… Adakalanya bahkan kau lebih nyaman berbicara dengannya, melebihi membagi ceritamu kepadaku… Adakalanya kau memilih pergi dengannya, melebihi menghabiskan harimu denganku…

Sahabat…
Sungguh aku akan sangat berpikiran kerdil, jika aku merasa cemburu dan tak turut bahagia dengan apa yang menjadi kebahagiaanmu, Sahabatku… Namun sahabat, ada saatnya aku merasa kesepian seorang diri,.. ada saatnya aku ingin berbicara dan berbagi cerita denganmu,… ada saatnya aku ingin menghabiskan waktuku dan pergi bersama denganmu,.. Tapi… ada saatnya aku pun tak mau mengganggu kebahagiaanmu dengannya sahabatku…
Aku mengerti sahabat…
Seperti engkau mengerti aku, Seperti engkau yang rela melepaskan sejenak kebahagiaanmu demi untuk membahagiakanku. Aku mengerti sahabat, karena dengan mengertilah kita akan tetap selalu menjadi sahabat…

Sahabat…
Kita takkan pernah tahu kapan perpisahan alam akan memisahkan kita… Kita pun takkan pernah tahu kapan perubahan alam akan merenggut apa yang telah kita pertahankan… Kita takkan pernah tahu semua tentang ketidakpastian dunia…
Tetapi sahabat…
Sampai kapan pun… di kehidupan ini atau pun di kehidupan yang akan datang, seandainya aku dapat memilih… sahabat… kau tetaplah sahabatku…

Sahabat…
Bersama kita berbagi, suka cita, canda tawa, riang gembira, hiru biru kehidupan… Memberikan warna-warni kehidupan yang tak pernah pudar oleh masa.. Membuat waktu yang berlalu dan kulalui bersamamu ini menjadi semakin indah. Tak peduli sehari, sebulan, setahun bahkan seabad… kau tetaplah sahabatku… Rasa sayang, ketulusan dan kesetiaan ini sahabat… terukir di hatiku untuk dirimu sahabatku…

Ditulis dan persembahan untuk sahabat-sahabatku di sana yang tak dapat kusebutkan namanya satu persatu.

With love,
Selfy Parkit



Ada Apa Dengan Mu???

Tiga bulan berlalu dengan cepat masih ingat kebahagiaan yang gw rasakan ketika gw membaca kembali artikel-artikel yang pernah gw tulis dan gw publish di Facebook. Untuk kembali kekeadaan tersebut butuh waktu yang tidak lama, hanya dengan membaca beberapa kalimat saja pikiran ini sudah merasakan kebahagiaanya. Tetapi tentunya kebahagiaan yang dirasakan saat ini sudah berbeda, tidak sama seperti kebahagiaan pada saat menulis artikel-artikel tersebut. Bulan-bulan belakangan ini gw merasa seperti kehilangan kebahagiaan itu, inspirasi pun jadi jarang muncul. Hanya rasa malas dan enggan saja dalam melakukan hal yang seperti biasanya. Untuk mengisi kekosongan dan kesepian gw, gw pun mulai menjadi demam Facebook. Tapi tentunya Facebook tidak akan pernah berhasil lama menggantikan ataupun mengobati kesepian dan kekosongan gw, malah kebiasaan itu akhirnya berdampak yang bukan-bukan dan membuat gw semakin tidak fokus pada hidup dan tujuan hidup gw. Singkatnya gw menjadi tidak fokus dengan pekerjaan yang seharusnya gw lakukan saat itu. Bukan salah Facebook tentunya, tetapi kesalahan si penggunanya yang telah menyalahgunakan fasilitas yang ada wkwkwk. Mengapa gw merasa begitu sepi??? Mungkin saja ini dampak dari umur yang semakin bertambah… atau mungkin saja karna kini sahabat gw sudah punya pacar dan waktunya yang disediakan untuk gw tidak seperti dulu lagi… Mungkin saja karena adik gw sekarang sudah menikah dan gw masih tetep jomblo yang akhirnya menguasai tempat tidur besar sendirian… Mungkin saja gw merasa cemburu melihat semua temen-temen gw yang sering kumpul ketawa-ketiwi, pergi main dan nonton bareng bersama atau hang out berduaan saja dengan pacarnya, sedangkan gw harus menghabiskan waktu gw sendirian di kamar gw. Mungkin juga karena gw menghadapi banyak perubahan akhir-akhir ini, ya teman yang tadinya sering menelepon dan mengobrol akhirnya jadi jarang berhubungan. Mungkin saja… ya mungkin saja semua itu dapat membuat gw merasa kesepian dan merasa tidak bahagia, dan banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang mungkin membuat gw tidak bahagia. Tapi apa karena hal itu gw merasa tidak bahagia??? Gw rasa tidak, bukan karena mutlak ketidakbahagiaan gw disebabkan oleh itu semua. Toh selama ini gw masih bisa tetap bahagia walaupun datang kondisi-kondisi seperti itu. Kalau dikatakan mungkin gw tak bahagia karena semakin bertambahnya umur, toh setiap detik pun umur tetap semakin bertambah, lalu apa setiap detik gw tidak bahagia??? So bukan itu yang membuat gw kesepian dan tidak bahagia. Kalau dikatakan mungkin saja karena kini sahabat gw sudah punya pacar dan waktunya untuk gw tidak seperti dulu lagi, toh gw masih suka pergi bareng and telp-telp-nan dengan dia, walau memang waktunya tidak sebanyak dulu tapi gw merasa senang jika melihat dia bahagia dan dapat menemukan seseorang yang disayangi untuk menjadi teman hidupnya. Kalau dikatakan mungkin karena saat ini adik gw sudah menikah dan gw masih tetep jomlo dan akhirnya tidur sendirian. Gw rasa tidak juga, toh gw merasa bahagia ketika melihat adik gw tersenyum di hari pernikahannya dan gw dengan leluasa bisa punya kamar tidur sendiri, jadi kalau gw telp malem-malem sampai pagi pun ga akan ada yang protes, terganggu dan beriksik (wkkkwkk). Trus apa karena gw cemburu melihat semua temen-temen gw yang sering kumpul, bareng nonton ma pacarnya dan lain-lain, sedangkan gw harus sedirian menghabiskan waktu di karmar, No.no… toh sudah biasa dari dulu memang begitu adanya. Trus Apa karena perubahan-perubahan yang akhir-akhir ini terjadi yang menyebabkan gw kesepian, merasa kosong dan menderita??? Ternyata bukan perubahannya yang membuat gw merasa menderita tetapi ketidakterimaan akan perubahanlah yang akhirnya membuat gw menderita. Menolak perubahan itu yang menyebabkan penderitaan.

Hidup ini Perubahan

Tanpa disadari hidup ini berubah, ya hidup ini perubahan, mau tidak mau memang harus menerimanya. Di saat kita mulai tidak menerima perubahannya, maka siap-siaplah untuk menderita karena ketidakpuasan dan ketidaktertarikan kita akan perubahan tersebut. Hidup kita ini terus berjalan menuju perubahan demi perubahan, dari perubahan yang baik menjadi yang tidak baik, atau sebaliknya. Dari yang bagus menjadi jelek, dari yang jelek menjadi bagus. Dari indah menjadi tidak indah atau sebaliknya. Dari kecil menjadi besar, dari ada menjadi tidak ada, dari tidak ada menjadi ada. Semua berubah karena segala sesuatu tidaklah pasti adanya, tetapi hanya perubahanlah yang pasti adanya. Namun baik-tidak baik, jelek-bagus, besar-kecil, ada-tidak ada, atau sebaliknya pikiran kita sendirilah yang melabel itu semua. Sama halnya dengan kebahagiaan dan ketidakbahagiaan, pikiranlah yang mengatakan itu semua. Karena pada dasarnya kebahagiaan dan ketidakbahagiaan setiap orang kadar dan tingkatnya berbeda-beda. Ada kalanya kita bilang hidup sederhana adalah penderitaan, tetapi bagi sebagian orang hidup sederhana itu kebahagiaan karena merasa tidak banyak beban hidup. Begitulah kebahagiaan dan ketidakbahagiaan kita sendirilah yang menentukan.


Selfy Parkit


Bunuh Diri dengan Tenang (Comitting Suicide in Peace)

Sepi...
Menyendiri...
Perasaan ini sulit dilukiskan..
Kosong, hampa, tanpa rasa...
Sedikit pun tak ada cahaya kehidupan.. Ingin rasanya kuakhiri saja..
Benar-benar memadamkannya.. Mengakhiri semua selama-lamanya...
Ah.. Ha.. Kuambil saja racun tikus rasa strawberry yg ada di lemariku.. Atau pisau pemotong daging milik orang tuaku.. Tapi.. Apakah lebih nyaman kalau leher ini berkalungkan tali saja???
Ah... Tidak ah.. Nanti lidahku malah akan nongol keluar.
Bagaimana kalau aku terjun bebas saja dari lantai 16 Mall dekat rumahku!! Atau menabrakan diri ke mobil?? atau kereta api juga boleh... Hmm... Ku rasa ini ide yang buruk, aku tak suka kalau nanti tubuhku ini berantakan...

A..ha... Bagaimana kalau terjun bebas dari jembatan ke kali yg dalam dan arusnya kencang???
Wow sudah pasti aku akan tenggelam, karena aku memang tidak bisa berenang. Tapi.. Bagaimana kalau tubuhku tidak bisa ditemukan dan lenyap dimakan ikan-ikan!?
Hmm.. Tidak.. Tidak... Ide itu kurang bagus.
Wah bagaimana kalau aku memuaskan nafsu keinginanku dulu, baru kemudian memikirkan lagi bagaimana caranya. Wah seru juga kalau tiba-tiba ku terima saja semua orang yang menyatakan cintanya padaku.. Hahaha....
Lalu akan kuhabiskan waktuku bersama mereka, berbuat apa pun yang ku mau.
Ku buat mereka merindukan ku. Kemudian mencampakannya, seperti apa yang mungkin pernah mereka perbuat kepada orang lain.... Setelah itu aku ingin menghabiskan uangku dan semua hartaku yang tersisa.... Berkeliling dunia dan menghambur-hamburkannya.. Ah..ha.... Bisa jadi aku juga akan mencoba semua yang belum pernah aku lakukan selama masa hidupku...
Bagaimana rasanya 'ON' dengan obat-obatan dan benda-benda tertentu.... Bagaimana rasanya melakukan seks bebas....
Bagaimana melakukan hal yg terlarang....
Wow keren.... Tapi dengan begitu bukan saja tubuhku yang rusak, namaku juga akan terancam tercemar....
Lalu setiap orang yang mengenalku akan mencaci makiku..
Mereka Hanya akan Membicarakan semua kejelekanku saja, dan pada akhirnya aku akan selalu dijadikan contoh yang tidak baik selama berabad-abad kehidupan.... Hu.hu.hu.hu....
Tidak.. Tidak.. Tidak.. Aku tidak ingin pergi dengan percuma dan dikenang sebagai orang yang tidak baik.
Hmm... Bagaimana kalau aku mulai dengan mengajak mereka semua yang mencintai dan menginginkanku berkencan pada waktu yang sama, lalu mengatakan kalau aku pun mencintai mereka dan ingin mereka semua bahagia. Tetapi karena aku akan pergi, kuanjurkan mereka untuk mencari saja pasangan lain yg mencintai mereka.... He.he.he...
Bagaimana kalau aku menghabiskan saja uang dan semua hartaku untuk orang yang membutuhkan....
Seperti panti asuhan, mereka yang terlantar dan tak punya rumah....
Pastinya mereka semua akan senang dan bahagia....
Hmm... Bagaimana kalau aku juga datang mengunjungi Rumah Sakit-Rumah Sakit terdekat. Memberikan bantuan biaya pengobatan untuk pasien-pasien yang tidak mampu. Lalu menghibur mereka yang sakit dan memberi semangat agar mereka lekas sembuh....
Oo...ouw apa yang aku lakukan???
Apa aku gila! Bagaimana bisa orang yang ingin mati malah datang menghibur orang lain dan memberikan semangat untuk tetap bertahan hidup?!?! Aku lupa kalau di luar sana banyak orang-orang yang tidak punya atas apa yang aku punya....
Hal ini dan cara ini bukan saja membuatku mati dengan nama baik, tetapi juga membuatku mengurungkan niat untuk tidak mematikan diriku.... Mengingat mereka yang akan mati ingin tetap hidup dan memiliki semangat untuk tetap hidup dan melanjutkan hidup.....



Didedikasikan untuk mereka yang kesepian dan ingin segera mati. ^_^ By. SELFY parkit.