Jumat, 11 September 2009

Hasil Translatetan Brosur

Sakyadhita

Konferensi Internasional ke-11 Perempuan-perempuan Buddhis

“Perempuan-perempuan Buddhis unggulan”

Ho Chi Minh City . Vietnam
28 Desember 2009 – 03 Januari 2010

Sakyadhita dengan gembira mengumumkan Konferensi Internasional Sakyadhita yang ke-11 Perempuan-perempuan Buddhis, diselenggarakan di Ho Chi Minh City dari tanggal 28 Desember 2009 – 03 Januari 2010. Tamasya wihara di sekitar Ho Chi Minh City akan diadakan untuk tanggal 04 – 05 January. Falkutatif tamasya ke Hue dan Hanoi akan tersedia dari tanggal 06 – 10 Januari.

Mengenal Vietnam
Menurut legenda, orang-orang Vietnam merupakan keturunan dari seekor naga dan peri. Ahli purbakala mengatakan kepada kita bahwa manusia telah bermukim sekurang-kurangnya 400.000 tahun. Suatu masa keemasan dari kebudayaan Dong San dituliskan selama masa seribu tahun pertama Sebelum Masehi, diikuti oleh masa seribu tahun kekuasaan Han dan kebudayaan Feodal. Setelah abad ke 10 Masehi, Negara ini maju pesat di bawah disnasti orang-orang vietnam yang dipusatkan berturut-turut. Negara Perancis menyerbu di tahun 1858 dan memerintah negara tersebut dari tahun 1884 sampai dengan tahun 1945, ketika Republik Demokrasi Vietnam menyatakan kemerdekaannya dari kedua negara yaitu Perancis dan Jepang. Negara Vietnam menderita 30 tahun dalam peperangan dan akhirnya bersatu kembali pada tahun 1975.
Berbatasan dengan Kamboja, Laos, Cina dan Laut Cina Selatan, daratan Vietnam termasuk 1000 mil (1.400 Km) garis pantai tropis, pengunungan hijau, dan tanaman padi yang berkilauan. 87 juta orang dari populasi merupakan kumpulan dari 54 suku yang menciptakan sebuah kaleidoskop banyak orang, kebudayaan dan agama-agama.
Pengaruh Kebudayaan orang Vietnam pribumi, Cina, Cham dan Perancis terjalin ke dalam seni, tarian-tarian latar yang komplek, Pewayangan biasa, kesenian/opera rakyat, musik kuno yang dimainkan di ruangan kecil, melukis kain sutra, arsitektur, dan berbagai macam tarian nasional.
Masakan orang Vietnam unik, menyenangkan dan lezat! Bersama-sama dengan berbagai macam pilihan masakan non-vegetarian. Pengaruh Buddhis sudah menambah banyak hidangan utama. Vegetarian dan hidangan tambahan dengan memasukan kuah/saus. Ada sebuah penekanan pada kesegaran, dengan kelembutan dan rasa yang seimbang. Masakan Kari orang Vietnam, membungkus berbagai macam, sup mie, hidangan nasi, dan roti asal Perancis yang berlimpah.
Kebudayaan spiritual Vietnam meliputi Buddhisme, Taoisme, Konfusius, Katolik, dan agama tradisi pribumi seperti Cao Dai dan Hoa Hao. Lebih dari 60 persen orang-orang Vietnam mengikuti beberapa bentuk praktik Buddhis, termasuk Therawada, Mahayana dan tradisi Mendicant (tradisi dimana para biarawan-biarawatinya hidup dari sedekah).

Buddhisme di Vietnam
Buddhisme disebarkan ke Vietnam pada abad pertama Sebelum Masehi, ketika para bhikkhu tiba dari India Selatan melalui jalan laut, dan di abad kedua , ketika para Bhikkhu tiba dari Cina melalui daratan. Gelombang arus lainnya terjadi pada abad keenam yaitu ketika kerajaan Khmer didirikan di dekat Hue di pusat Vietnam. Over time, Dua garis sisilah Zen (Thien) didirikan di Vietnam, satu dari India dan lainnya dari Cina. Di tahun 1115, Dieu Nhan menjadi seorang bhikkhuni asal Vietnam pertama dan mendirikan sanggha bhikkhuni di Vietnam. Tempat tinggal orang-orang Vietnam sering memajang gambar-gambar dan sutra-sutra yang dipersembahkan kepada Quan Am, welas asih Bodhisattwa.
Buddhisme orang-orang Vietnam sangat bermacam-macam. Orang-orang dari utara cenderung lebih tertarik pada praktik Thien (Zen), sementara orang-orang dari selatan cenderung memilih Dao Tang (Tanah Suci). Sepanjang perbatasan Kamboja ke bagian barat daya, ada banyak komunitas Therawada, dengan pada bhikkhu berjubah kuning tua, dan para bhikkhuni yang melanjutkan keseharian mereka dengan keliling meminta sedekah. Bhikkhu dan bhikkhuni pribumi tradisi Mendicant berpakaian dengan jubah warna kuning. Setiap tradisi mempunyai jenis puja bakti (Chanting)tersendiri dan penanggalan aktif festival/ perayaan Buddhis sepanjang tahun. Di Vietnam, praktisi wihara menikmati penghormatan yang besar. Bhikkhuni mendapatkan jalan masuk yang sama untuk pendidikan Buddhis dan pentahbisan secara penuh, juga sangat aktif di dalam pekerjaan kesejahteraan sosial.

Lokasi Konferensi
Konferensi internasional perempuan-perempuan Buddhis Sakyadhita yang ke-11 akan diadakan di Universal Light Monastery di pusat kota Ho Chi Minh (dahulu dikenal sebagai Saigon). Kota besar yang sibuk ini terletak di tepi sungai barat Mekong, salah satu sungai yang terbesar dan terindah di Asia. Ho Chi Minh City adalah pusat perindustrian dan perniagaan Vietnam. Sebagai tambahan dari banyaknya kuil-kuil dan pagoda-pagoda yang indah, kota ini juga disibukan oleh banyaknya kendaraan bermotor, mobil, pabrik, restoran, dan perdagangan. Orang-orang Vietnam berbicara bahasa yang menggunakan gaya suara (Tonai) dituliskan ke dalam abjad fonetis barat. Walaupun bahasa Vietnam aslinya ditulis dalam huruf Cina, sekarang ini hanya para pelajar dan orang-orang dari wihara saja yang dapat membaca dan menulis dengan huruf-huruf tersebut. kebanyakan dari para anak-anak muda berbicara sedikit berbahasa Inggris, para kaum tua kemungkinan berbicara dalam bahasa Perancis,dan orang-orang Vietnam keturunan Cina kemungkinan berbicara dalam bahasa Cina.

Perjalanan ke Vietnam
Kota Ho Chi Minh pada bulan Desember dan Januari bisa sangat panas dan lembab selama siang hari dengan suhu mendekati 95 F (32 C). Suhu pada malam hari dan subuh (pagi-pagi sekali) bisa sangat dingin dan berkabut, mencapai sama rendahnya dengan 60 F (15 C). Suhu di utara sangat lebih dingin.
Semua pendatang di Negara Sosialis Republik Vietnam (Socialist Republic of Vietnam) akan membutuhkan passport (berlaku untuk sekurang-kurangnya enam bulan dari tanggal catatan masuk) dan visa. Hubungi kedutaan besar Vietnam di negaramu untuk informasi mengenai syarat-syarat dan pengajuan visa. Jangan lupa menyediakan cukup waktu untuk proses pengolahan.

Tema Konferensi
Tema konferensi “Perempuan-perempuan Buddhis Unggulan”, akan menyoroti prestasi-prestasi dari para perempuan Buddhis di sekeliling dunia. Sampai saat ini, para perempuan sebagian besar ditinggalkan dari sejarah Buddhis. Sejak tahun 1987 para anggota Sakyadhita sudah membuat usaha yang sungguh-sungguh untuk mendorong penelitian mengenai kehidupan dan prestasi-prestasi para upasika (perempuan umat awam) dan bhikkhuni di dalam masyarakat Buddhis. Konferensi Sakyadhita yang ke-11 akan mendorong penelitian dan pemikiran lebih jauh lagi mengenai pencapaian prestasi ini.

Topic Lokakarya
Pergerakan Dharma, Tindakan dalam Kesadaran Penuh (Dharma in Motion, Mindfulness in Action)
Perbedaan : Tradisi-tradisi Meditasi (Diversity: Meditation Traditions)
Kepemimpinan untuk Kelompok Para Perempuan Buddhis (Leadership for Buddhist Women’s Groups)
Anak-anak Bersama Dharma : Timur dan Barat (Dharma with Children: East and West
Komunikasi yang Berwelas Asih (Compassionate Communication)
Mengerti Kekerasan Rumah Tangga (Understanding Domestic Violence)
Mengikutsertakan Para Upasika Dalam Kemasyarakatan (Engaging Buddhist Laywomen).
Tarian Kesadaran Asia: Pengaruh Kebudayaan di Sepanjang Jalan Buddhis (Mindful Asian Dance: Cultural Impact along the Buddhist Path)
Transformasi/ Perubahan Konflik (Conflict Transformation)

Jadwal Harian
27 Desember Tiba di Ho Chi Minh City
28 Desember Upacara pembukaan
29 Desember – 02 Januari Sesi konferensi: Meditasi, ceramah, diskusi dan lokakarya
03 Januari Upacara penutupan
04 – 05 Januari Tamasya wihara di sekitar Ho Chi Minh City
06 – 10 Januari Tamasya fakultatif ke Hue dan Hanoi

Biaya Konferensi
Biaya pendaftaran konferensi 50 Dollar Amerika (US $50)uang tak dapat dikembalikan.

Batas Akhir Pembayaran
Pendaftaran harus diserahkan pada tanggal 1 Oktober. Tempat terbatas, jadi pastikan untuk mendaftar lebih awal.

Topik Diskusi
Kepemimpinan dan Perempuan-perempuan Buddhis
Perempuan-perempuan Unggulan Dalam Sejarah Buddhis
Para Guru Perempuan-perempuan Buddhis: umat awam dan yang sudah ditahbiskan
Percakapan Lintas Kebudayaan
Keikutsertaan Bermasyarakat Para Perempuan Buddhis
Dharma Lintas Generasi dan Budaya
Perempuan-perempuan Buddhis dan Kemiskinan Dunia
Mengajarkan Dharma di dalam Penjara
Perempuan-perempuan Buddhis dan Berbagai Macam Gaya Hidup
Pendidikan Buddhis dan Lintas Kebudayaan
Hidup Sederhana, Menjaga Lingkungan

Bagaimana Saya Dapat Membantu?
Mensponsori seorang bhikkhuni atau upasika dari negara berkembang untuk menghadari konferensi! Hanya dengan bantuan Anda perempuan-perempuan dari Banglades, Bhutan, Birma, Kamboja, India, Laos, Monggolia, Nepal, Thailand atau Sri Lanka akan mendapatkan kesempatan ini. Konferensi Sakyadhita berpengalaman mengasuh dan mendorong para perempuan untuk menjadi para pemimpin bagi komunitas mereka.
Tak mampu menghadiri konferensi seorang diri? Berikan bantuan untuk seorang bhikkhuni dan upasika yang layak ditolong untuk menghadiri! Semua yang mereka butuhkan adalah sebuah tiket penerbangan. Para umat Buddha Vietnam yang baik akan mengatur makanan, akomodasi, pendaftaran, dan tamasya wiharanya! Tak mampu membantu secara finansial? Sakyadhita menerima dengan senang hati bantuanmu dalam bentuk perencanaan konferensi.

Fomulir Pendaftaran
Biaya pendaftaran: $50
(sudah termasuk makan, tidak termasuk akomodasi)

Makanan (28 Desember – 3/5 Januari), pilih salah satu:
Sarapan, makan siang, dan the
Sarapan, makan siang, the dan makan sore

Saya tertarik untuk ikut akomodasi
$40/malam r 30$/malam r $20/malam
$10/malam r Satu kamar (Single room) r Dua kamar (Double room)
Saya ingin berbagi dengan___________________________________________

Pergantian Airport tanggal 27 Desember
Tamasya wihara tanggal 4 – 5 Januari
Tolong kirim informasi mengenai falkutatif tamasya ke Hue dan Hanoi pada tanggal 6 – 10 Januari

Membantu mensponsori seorang perempuan dari sebuah negara berkembang
$30 r $50 r $100 r $200 r $500
$800 r Lainnya___________
Saya ingin mensponsori r bhikkhuni r Upasika dari ____________________ (negara/tradisi) $ ________ total jumlah yang terlampir

Saya dapat menyumbangkan bakat-bakat dan ide-ide di bawah ini:
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Nama:______________________________________________________________________Alamat:_______________________________________________________________________________________________________________________________________________Negara:____________________________________________________________________Telephone/Fax:_____________________________________________________________Email:_____________________________________________________________________________

Sakyadhita
International Association of Buddhist Women
923 Mokapu Blvd
Kailua, HI 96734 U.S.A
Email: Sakyadhita@gmail.com
www.sakyadhita.org

Kalimat Sakti

Suatu hari temanku mengatakan sebuah kalimat sakti, “Kalau tidak begitu dunia ini tidak menarik”. Lalu saktinya di mana? Kalimatnya terdengar biasa saja. Tapi coba renungkan dan aplikasikan pada setiap kasus di dalam kehidupan kita.

Misalnya, tiba-tiba saja kita harus bertemu dengan orang yang menyebalkan dan terus mengganggu, atau kita harus menghadapi sms-sms iseng yang isi pesannya tidak layak dibaca, mungkin juga kita harus menghadapi bos kita yang suka marah. Tentunya hal-hal tersebut bisa saja membuat kita merasa lelah dan tak nyaman. Ingin menyingkirkan orang-orang tersebut seketika dari hadapan kita. Tapi apakah dengan begitu kita merasa hidup kita akan tenang dan bahagia selamanya? Tentu tidak, karena kita akan terus menghadapi hal serupa di dalam hidup kita. Tapi coba aplikasikan kalimat sakti di atas! “Kalau tidak ada mereka dunia ini tidak menarik”. Karena ada merekalah hidup kita menjadi warna-warni.

Pelajaran: kebahagiaan tergantung bagaimana kita memandangnya