Tiga bulan berlalu dengan cepat masih ingat kebahagiaan yang gw rasakan ketika gw membaca kembali artikel-artikel yang pernah gw tulis dan gw publish di Facebook. Untuk kembali kekeadaan tersebut butuh waktu yang tidak lama, hanya dengan membaca beberapa kalimat saja pikiran ini sudah merasakan kebahagiaanya. Tetapi tentunya kebahagiaan yang dirasakan saat ini sudah berbeda, tidak sama seperti kebahagiaan pada saat menulis artikel-artikel tersebut. Bulan-bulan belakangan ini gw merasa seperti kehilangan kebahagiaan itu, inspirasi pun jadi jarang muncul. Hanya rasa malas dan enggan saja dalam melakukan hal yang seperti biasanya. Untuk mengisi kekosongan dan kesepian gw, gw pun mulai menjadi demam Facebook. Tapi tentunya Facebook tidak akan pernah berhasil lama menggantikan ataupun mengobati kesepian dan kekosongan gw, malah kebiasaan itu akhirnya berdampak yang bukan-bukan dan membuat gw semakin tidak fokus pada hidup dan tujuan hidup gw. Singkatnya gw menjadi tidak fokus dengan pekerjaan yang seharusnya gw lakukan saat itu. Bukan salah Facebook tentunya, tetapi kesalahan si penggunanya yang telah menyalahgunakan fasilitas yang ada wkwkwk. Mengapa gw merasa begitu sepi??? Mungkin saja ini dampak dari umur yang semakin bertambah… atau mungkin saja karna kini sahabat gw sudah punya pacar dan waktunya yang disediakan untuk gw tidak seperti dulu lagi… Mungkin saja karena adik gw sekarang sudah menikah dan gw masih tetep jomblo yang akhirnya menguasai tempat tidur besar sendirian… Mungkin saja gw merasa cemburu melihat semua temen-temen gw yang sering kumpul ketawa-ketiwi, pergi main dan nonton bareng bersama atau hang out berduaan saja dengan pacarnya, sedangkan gw harus menghabiskan waktu gw sendirian di kamar gw. Mungkin juga karena gw menghadapi banyak perubahan akhir-akhir ini, ya teman yang tadinya sering menelepon dan mengobrol akhirnya jadi jarang berhubungan. Mungkin saja… ya mungkin saja semua itu dapat membuat gw merasa kesepian dan merasa tidak bahagia, dan banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang mungkin membuat gw tidak bahagia. Tapi apa karena hal itu gw merasa tidak bahagia??? Gw rasa tidak, bukan karena mutlak ketidakbahagiaan gw disebabkan oleh itu semua. Toh selama ini gw masih bisa tetap bahagia walaupun datang kondisi-kondisi seperti itu. Kalau dikatakan mungkin gw tak bahagia karena semakin bertambahnya umur, toh setiap detik pun umur tetap semakin bertambah, lalu apa setiap detik gw tidak bahagia??? So bukan itu yang membuat gw kesepian dan tidak bahagia. Kalau dikatakan mungkin saja karena kini sahabat gw sudah punya pacar dan waktunya untuk gw tidak seperti dulu lagi, toh gw masih suka pergi bareng and telp-telp-nan dengan dia, walau memang waktunya tidak sebanyak dulu tapi gw merasa senang jika melihat dia bahagia dan dapat menemukan seseorang yang disayangi untuk menjadi teman hidupnya. Kalau dikatakan mungkin karena saat ini adik gw sudah menikah dan gw masih tetep jomlo dan akhirnya tidur sendirian. Gw rasa tidak juga, toh gw merasa bahagia ketika melihat adik gw tersenyum di hari pernikahannya dan gw dengan leluasa bisa punya kamar tidur sendiri, jadi kalau gw telp malem-malem sampai pagi pun ga akan ada yang protes, terganggu dan beriksik (wkkkwkk). Trus apa karena gw cemburu melihat semua temen-temen gw yang sering kumpul, bareng nonton ma pacarnya dan lain-lain, sedangkan gw harus sedirian menghabiskan waktu di karmar, No.no… toh sudah biasa dari dulu memang begitu adanya. Trus Apa karena perubahan-perubahan yang akhir-akhir ini terjadi yang menyebabkan gw kesepian, merasa kosong dan menderita??? Ternyata bukan perubahannya yang membuat gw merasa menderita tetapi ketidakterimaan akan perubahanlah yang akhirnya membuat gw menderita. Menolak perubahan itu yang menyebabkan penderitaan.
Hidup ini Perubahan
Tanpa disadari hidup ini berubah, ya hidup ini perubahan, mau tidak mau memang harus menerimanya. Di saat kita mulai tidak menerima perubahannya, maka siap-siaplah untuk menderita karena ketidakpuasan dan ketidaktertarikan kita akan perubahan tersebut. Hidup kita ini terus berjalan menuju perubahan demi perubahan, dari perubahan yang baik menjadi yang tidak baik, atau sebaliknya. Dari yang bagus menjadi jelek, dari yang jelek menjadi bagus. Dari indah menjadi tidak indah atau sebaliknya. Dari kecil menjadi besar, dari ada menjadi tidak ada, dari tidak ada menjadi ada. Semua berubah karena segala sesuatu tidaklah pasti adanya, tetapi hanya perubahanlah yang pasti adanya. Namun baik-tidak baik, jelek-bagus, besar-kecil, ada-tidak ada, atau sebaliknya pikiran kita sendirilah yang melabel itu semua. Sama halnya dengan kebahagiaan dan ketidakbahagiaan, pikiranlah yang mengatakan itu semua. Karena pada dasarnya kebahagiaan dan ketidakbahagiaan setiap orang kadar dan tingkatnya berbeda-beda. Ada kalanya kita bilang hidup sederhana adalah penderitaan, tetapi bagi sebagian orang hidup sederhana itu kebahagiaan karena merasa tidak banyak beban hidup. Begitulah kebahagiaan dan ketidakbahagiaan kita sendirilah yang menentukan.
Selfy Parkit
Sabtu, 26 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar