Seperti halnya tahun lalu, waisak tahun ini juga diguyur oleh hujan, hanya saja bedanya tahun lalu hujan turun seusai acara. Sedangkan di tahun ini, hujan mengguyur orang-orang yang sedang melakukan prodaksina. (Wah.. apalagi neh gerangan yang akan terjadi???) Firasat apalagikah yang akan diciptakan oleh para umat yang berpikiran dan menganggap hal itu bukan sesuatu yang normal. Jangan.. jangan, jangan.. jangan.. (apa sih??? Normal kok, wong hujan mo turun begitu saja kok repot “Kata Gusdur” haha..) namun begitulah terkadang, setiap kejadian yang dianggap tidak seperti biasanya selalu dikait-kaitan dengan kejadian-kejadian lain yang ditakutkan akan terjadi. Padahal yang ditakutkan itu terkadang tidak masuk diakal. (Wah.. inilah salah satu kehebatan pikiran kita dalam membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada he..he…)
Waisak tahun ini cukup berkesan bagi gw, apalagi setelah nonton kilas balik perjuangan Pangeran Siddhàrtha menjadi Buddha, jujur hal ini memberikan semangat dan memperkuat tekad gw untuk terus berjuang seperti beliau. Rasa kagum gw terhadap guru gw yang satu ini sungguh amat tak ada duanya. Apalagi merenungkan betapa hebatnya perjuangan beliau yang tak pernah lelah menghadapi setiap pembelajaran di dalam hidupnya hingga akhirnya dapat merealisasikan apa yang telah dicita-citakannya demi kebahagiaan semua makhluk. Sungguh cinta kasih beliau amat sangat tak terbatas. Begitulah seharusnya kita sebagai muridnya meneladani serta mempraktikan apa yang telah diajarkannya, dan bukan mengulangi kesalahan yang pernah beliau lakukan selama pencahariaan pencerahannya, yaitu dengan tidak bersikap ekstrim. Sesungguhnya perenungan inilah yang seharusnya kita lakukan dan terapkan dalam merayakan hari Waisak, bukan hanya melakukan ritual saja yang memang setiap tahun sering dilakukan dan kurang lebih dengan cara yang sama (lama-lama juga bosen.. kalo udah bosen males ke wihara deh.. ho..ho..ho). Tetapi bagaimana kita melihat diri kita, batin kita, apakah sudah mengalami peningkatan dari tahun yang lalu, ataukah masih di situ-situ saja atau malahan lebih merosot dari sebelumnya. Dengan merenungi hal ini, tentunya kita menjadi semakin mengerti dan dapat mengambil langkah selanjutnya untuk terus berjuang dalam mengikis keserakahan, kebencian dan ketidaktahuan kita. So, Buddhisme dan semangat Buddhisme bukanlah sekedar ritual saja… Berjuanglah terus dalam mencari kebenaran, jangan Cuma percaya hanya sebatas ritual… Jia You!!! J
Happy Waisak Day 2553 - Parkit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar