Jumat, 02 Oktober 2009

Surat Cinta Untuk Seorang Teman

"Aku percaya padamu sebagaimana Aku selalu memaafkan kesalahan-kesalahanmu dulu"
Beberapa hari lalu dia meneleponku, suaranya parau dan terdengar letih. Terasa kesedihan di setiap alunan kata-katanya. Dia tidak seperti biasanya, tidak lagi menghina, mencaci-maki, ataupun mengucapkan kata-kata kasar seperti yang dia sering lakukan ketika meneleponku. Bukan berarti dia membenciku, hanya saja begitulah gayanya mengekspresikan perasaannya. Kasar dan kadang tak berprikemanusiaan... Ya, menyakitkan.. Tp selalu menghibur dan membuat kami berdua tertawa. Hubungan kami berdua memang sudah tidak seperti dulu lagi, sudah jarang berbicara lewat telepon, apalagi untuk bertatap muka. Jujur saja bukan hanya kesibukanku saja yg membuatku tak pergi ke rumahnya, tapi karena memang adakalanya aku enggan untuk menemuinya. Terkadang ada saja prilaku yg membuatnya tampak menyebalkan jika kita saling bertemu dan berbicara. Ya.. begitulah Aku dan dia kalau sudah berhubungan, tak pernah terlihat akur dan senang sekali saling mengejek satu sama lain. Sepertinya hal itu memang sudah menjadi dasar dari rasa sayang Aku dan Dia. Percakapan kami lewat telepon beberapa hari lalu mengingatkanku kembali akan semua kenangan-kenangan yg sudah lama berlalu. Cerita-cerita yg pernah dia dongengkan dulu, rasanya sekarang ini bukan lagi menjadi senjata andalannya, melainkan mungkin telah menjadi batu sandungan baginya. Bukan suatu kebanggaan, apalagi sesuatu yg bisa dijadikan bahan melucu untuk merayu semua wanita-wanita yg mudah dirayu agar masuk ke dalam pelukannya. Saat ini cerita-cerita super heronya itu malah menjadi beban dalam hidupnya... Bahkan menjadi himpitan untuk terus menjalani hidupnya sekarang. Dia boleh menjadi jagoan di masa lalu, menjadi yg paling beken maupun yg disegani di kalangannya. Namun saat ini teman, waktu telah berubah. Kau bukan lagi jagoan, bukan lagi orang beken ataupun orang yg disegani di kalanganmu. Kau sekarang bukan lagi seorang pemberani yg nekad mengorbankan nyawamu di tengah2 pertarungan, demi sebuah persahabatan hitammu. Kau sekarang hanyalah seorang penakut yg takut karena lingkungan tak lagi mempercayaiMU.
TAPI, jangan khawatir teman, Aku selalu mempercayaimu sebagaimana Aku selalu memaafkan kesalahan-kesalahanmu... Aku percaya kau sudah berubah... Jangan biarkan orang lain merenggut kebahagiaanmu. Biarlah mereka bicara apa saja tentang dirimu, jangan kau pedulikan...
Mereka bukanlah penentu kebahagiaanmu...
Mereka tidak berhak atas kebahagiaanmu... Raihlah kebahagiaanmu Teman.
Kalau saja hari ini kau bersedih karena mereka tak mempercayaimu... Tak percaya bahwa kau telah berubah. Masih ada Aku, temanmu yg mempercayaimu. Walaupun Aku satu dari seribu, namun Aku tetap setia mendukungmu, memberimu semangat, memberimu kasih sayang dan memberimu pundakku untuk kau tangisi. Janganlah menyerah teman.. Mereka hanya ingin melampiaskan kemarahan mereka.. Mereka hanya merasa takut, mereka hanya merasa khawatir dan tidak suka. Namun tdk ada satu pun dari mereka yg boleh menghalangimu untuk dapat berubah dan menjadi penentu kebahagiaanmu sendiri.
"Aku sudah berusaha bersabar dan bertahan, tapi mereka tetap saja tak percaya", begitu katamu.. Ku tahu kau rentan pecah, karna kau baru memulai. Kau menjadi tak sabar dan kini kehilangan kepercayaan diri. Kau menjadi terkucilkan, dan merasa tak diterima. Tapi teman, kesabaran tak ada batasnya, yg harus kau lakukan hanyalah menunggu dan membuktikan bahwa kau benar-benar berubah, bersungguh-sungguh menjadi pribadi yg baru. Jika memang lingkunganmu tak mendukungmu untuk menjadi lebih baik, carilah lingkungan baru yg mampu mendukung dan mengajarkanmu untuk berubah. Apa pun yg terjadi teman, Aku tetap mendukung dan mempercayaimu.
Teman waktu yg lalu sudah berlalu...
Waktu itu hanya bisa dikenang, janganlah dijadikan penyesalan. Seperti hal nya Aku yg tak pernah menyesali hubunganku denganmu... Aku berterima kasih padamu teman, karena dengan kaulah banyak hal yg Aku pelajari, banyak hal yg harus Aku syukuri. Seperti itulah harusnya kau lakukan. Jangan selalu menyesali apa yg telah kau perbuat terhadapku dan yg lain. Syukurilah bahwa kita masih berteman dan kau masih dapat memperbaikinya.
Jangan berhenti berubah untuk menjadi pribadi yg lebih baik dan membawamu pada kebahagiaan.
Ditulis untuk seorang teman yg mungkin tidak akan pernah membaca pesan ini...

With Care,
Selfy Parkit
Tangerang, 15th July 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar