Sabtu, 26 September 2009

Nenek


Nenek, ku tahu aku sudah besar dan beranjak dewasa..
Nenek, aku memang bukan cucu kecilmu lagi..
Tapi nenek, bukankah kau tetap saja nenekku yang dulu!
Nenek, ku tahu aku harus mampu berusaha sendiri..
Nenek, ku tahu aku harus tegar..
Tapi nenek, ada kalanya aku rindu dirimu..
Nenek, aku rindu nasehatmu..
Nenek, aku rindu belaianmu..
Nenek, aku rindu kasih sayangmu..
Nenek, aku rindu di dekapmu..
Nenek, ku tahu itu memang tak mungkin..
Nenek, ku tahu aku harus bangkit sendiri..
Tapi nenek, di saat begini aku sungguh butuh berbicara denganmu..
Nenek, aku butuh mengungkapkan isi hatiku..
Nenek, aku butuh bercanda tawa denganmu..
Aku tak sabar ingin menceritakan semuanya pada dirimu..
Seperti halnya apa yang biasa aku lakukan saat kau masih bersamamu..
Nenek ingat, kebiasaanku kalau pulang dari sekolah?
Ya, aku akan tidur di pangkuanmu. Lalu sambil kau belai-belai rambutku, kau pun mendengarkan ceritaku tentang sekolah.
Nenek ingat, apa yang akan ku minta kalo tiba-tiba terbangun di tengah malam?
Ya, aku akan kehausan minta diambilkan air putih hangat, dan dengan tanpa pikir panjang kau pun berlari ke dapur.
Nenek ingat, kebiasaan apa yang kulakukan sebelum tidur..?
Ya, aku selalu meminta nenek untuk mengklitik kedua telapak kakiku agar aku cepat bisa tidur..
Nenek ingat, apa yang aku lakukan kalau aku sedang sakit? Badanku panas dan aku muntah2!
Ya, aku akan merepotkanmu, merengek untuk segera di bawa ke dokter, padahal saat itu kau tidak punya uang sepeser pun dan harus meminjam kepada para tetangga. Karena kau tahu bahwa sakitku takkan bisa sembuh kalau belum dibawa ke dokter..
Nenek ingat apa yang biasa aku lakukan kalau aku sedang bersedih?
Ya, aku akan mencarimu di kamar, menangis di pangkuanmu, dan menceritakan semua yang telah terjadi. Saat itu kau pun mulai menasehatiku..
Nenek ingat, apa yg biasa nenek lakukan kalau aku berantem dengan teman-teman laki-lakiku?..
Ya, nenek akan memarahi dan mencubit kakiku karena tak mau mendengarkan nasehatmu. Tapi setelah itu, nenek akan memandikankanku dan meminta maaf karena telah mencubitku.
Nenek ingat, apa yang sering nenek lakukan di waktu-waktu luang kita berdua?
Ya, kau akan menggendongku, mengajakku berkeliling kampung atau bermain di rumah-rumah tetangga.
Nenek masih ingat makanan apa yang nenek berikan kalau aku tidak mau makan?
Ya, tentu saja nenek akan memberikanku tempe goreng, karena nenek tahu bahwa hanya itulah makanan kesukaanku sedari kecil, bahkan kau pun tak enggan menyuapiku..
Nenek tahukah kau kalau bagian itulah yang paling aku senangi, disuapi nenek saat makan.
Nenek tahukan kalau aku suka ice cream!!, dan adik mama yang sering sekali membelikanku ice cream.
Nenek kau lihatkan waktu itu tumpukan tempat ice cream bagaikan gunung!!.
Nenek aku mengerti bahwa kau memang harus pergi...
Penyakit itu memang sudah lama bersarang di dalam tubuhmu dan menggerogotimu..
Tapi nenek, aku tahu kau sudah berusaha untuk bertahan...
Kau pergi bukan berarti menyerah...
Karena ku tahu, kau adalah nenekku...
Semangatmu ada di hatiku ini...

To appreciate my Beloved Grandma..
I miss u.
By SELFY PARKIT

Sahabat di Hatiku

Sahabat…
Sejak dahulu sampai sekarang kau selalu mengisi hatiku… Di mana Aku bersinggah, di situ Aku ingin Kau selalu ada di sisiku… Rasanya di setiap waktuku ini takkan lengkap, tanpa adanya kau ‘tuk berbagi kebahagiaan denganku…

Sahabat…
Adakalanya kau pun menjadi tumpahan kekesalanku. Terkadang kau pun harus ikut merasakan kejengkelanku yang akhirnya ku sesali karena membuatmu tak bahagia… Namun sahabat, kau tak pernah menganggap itu sebagai hal serius yang kau pakai sebagai alasanmu untuk meninggalkan aku… Kau malah memberikanku kasih sayang yang lebih agar aku tak lagi terjerumus oleh kemarahanku.

Sahabat…
Kadang kala kau pun bersedia menjadi bantal tidurku, sebagai tempat tumpahan air mataku… Tempatku menyuarakan keluh kesahku… Oh… Sahabat… Saat itu kau sungguh tak keberatan memberikan pundakmu untuk kutangisi, walaupun kau tahu air mata dan ingusku sudah siap membasahi pakaianmu di bagian itu.

Sahabat…
Ada halnya itu pun berubah sahabat… Kadang kala kita bertengkar dan berselisih paham tanpa adanya alasan yang jelas… Masing-masing dari kita mempertahankan ego yang besarnya hanya seujung jari kelingking jika diukur dengan lamanya persahabatan kita… Tetapi begitulah adanya sahabat… Ego kita menghancurkan dinding persahabatan yang telah kita bangun bersama. Saat itu terjadi sahabat… sesal pun tiada guna…

Sahabat…
Aku takkan pernah bisa terlelap jika memikirkan hatimu yang terluka karena pertengkaran kita. Dan kadang tanpa ku tahu.. kau pun seperti itu adanya, merasa sedih karena perselisihan kita… Sahabat kalau saja saat itu kita tidak saling terbuka, membicarakan perasaan dan kesedihan yang kita rasakan, mungkin saja sang ego akan memisahkan kita.

Sahabat…
Adakalanya kau merasa lebih bahagia dengan orang lain yang lebih kau cintai dari padaku… Adakalanya waktumu kau curahkan untuk dirinya, melebihi waktumu untuk diriku… Adakalanya bahkan kau lebih nyaman berbicara dengannya, melebihi membagi ceritamu kepadaku… Adakalanya kau memilih pergi dengannya, melebihi menghabiskan harimu denganku…

Sahabat…
Sungguh aku akan sangat berpikiran kerdil, jika aku merasa cemburu dan tak turut bahagia dengan apa yang menjadi kebahagiaanmu, Sahabatku… Namun sahabat, ada saatnya aku merasa kesepian seorang diri,.. ada saatnya aku ingin berbicara dan berbagi cerita denganmu,… ada saatnya aku ingin menghabiskan waktuku dan pergi bersama denganmu,.. Tapi… ada saatnya aku pun tak mau mengganggu kebahagiaanmu dengannya sahabatku…
Aku mengerti sahabat…
Seperti engkau mengerti aku, Seperti engkau yang rela melepaskan sejenak kebahagiaanmu demi untuk membahagiakanku. Aku mengerti sahabat, karena dengan mengertilah kita akan tetap selalu menjadi sahabat…

Sahabat…
Kita takkan pernah tahu kapan perpisahan alam akan memisahkan kita… Kita pun takkan pernah tahu kapan perubahan alam akan merenggut apa yang telah kita pertahankan… Kita takkan pernah tahu semua tentang ketidakpastian dunia…
Tetapi sahabat…
Sampai kapan pun… di kehidupan ini atau pun di kehidupan yang akan datang, seandainya aku dapat memilih… sahabat… kau tetaplah sahabatku…

Sahabat…
Bersama kita berbagi, suka cita, canda tawa, riang gembira, hiru biru kehidupan… Memberikan warna-warni kehidupan yang tak pernah pudar oleh masa.. Membuat waktu yang berlalu dan kulalui bersamamu ini menjadi semakin indah. Tak peduli sehari, sebulan, setahun bahkan seabad… kau tetaplah sahabatku… Rasa sayang, ketulusan dan kesetiaan ini sahabat… terukir di hatiku untuk dirimu sahabatku…

Ditulis dan persembahan untuk sahabat-sahabatku di sana yang tak dapat kusebutkan namanya satu persatu.

With love,
Selfy Parkit



Ada Apa Dengan Mu???

Tiga bulan berlalu dengan cepat masih ingat kebahagiaan yang gw rasakan ketika gw membaca kembali artikel-artikel yang pernah gw tulis dan gw publish di Facebook. Untuk kembali kekeadaan tersebut butuh waktu yang tidak lama, hanya dengan membaca beberapa kalimat saja pikiran ini sudah merasakan kebahagiaanya. Tetapi tentunya kebahagiaan yang dirasakan saat ini sudah berbeda, tidak sama seperti kebahagiaan pada saat menulis artikel-artikel tersebut. Bulan-bulan belakangan ini gw merasa seperti kehilangan kebahagiaan itu, inspirasi pun jadi jarang muncul. Hanya rasa malas dan enggan saja dalam melakukan hal yang seperti biasanya. Untuk mengisi kekosongan dan kesepian gw, gw pun mulai menjadi demam Facebook. Tapi tentunya Facebook tidak akan pernah berhasil lama menggantikan ataupun mengobati kesepian dan kekosongan gw, malah kebiasaan itu akhirnya berdampak yang bukan-bukan dan membuat gw semakin tidak fokus pada hidup dan tujuan hidup gw. Singkatnya gw menjadi tidak fokus dengan pekerjaan yang seharusnya gw lakukan saat itu. Bukan salah Facebook tentunya, tetapi kesalahan si penggunanya yang telah menyalahgunakan fasilitas yang ada wkwkwk. Mengapa gw merasa begitu sepi??? Mungkin saja ini dampak dari umur yang semakin bertambah… atau mungkin saja karna kini sahabat gw sudah punya pacar dan waktunya yang disediakan untuk gw tidak seperti dulu lagi… Mungkin saja karena adik gw sekarang sudah menikah dan gw masih tetep jomblo yang akhirnya menguasai tempat tidur besar sendirian… Mungkin saja gw merasa cemburu melihat semua temen-temen gw yang sering kumpul ketawa-ketiwi, pergi main dan nonton bareng bersama atau hang out berduaan saja dengan pacarnya, sedangkan gw harus menghabiskan waktu gw sendirian di kamar gw. Mungkin juga karena gw menghadapi banyak perubahan akhir-akhir ini, ya teman yang tadinya sering menelepon dan mengobrol akhirnya jadi jarang berhubungan. Mungkin saja… ya mungkin saja semua itu dapat membuat gw merasa kesepian dan merasa tidak bahagia, dan banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang mungkin membuat gw tidak bahagia. Tapi apa karena hal itu gw merasa tidak bahagia??? Gw rasa tidak, bukan karena mutlak ketidakbahagiaan gw disebabkan oleh itu semua. Toh selama ini gw masih bisa tetap bahagia walaupun datang kondisi-kondisi seperti itu. Kalau dikatakan mungkin gw tak bahagia karena semakin bertambahnya umur, toh setiap detik pun umur tetap semakin bertambah, lalu apa setiap detik gw tidak bahagia??? So bukan itu yang membuat gw kesepian dan tidak bahagia. Kalau dikatakan mungkin saja karena kini sahabat gw sudah punya pacar dan waktunya untuk gw tidak seperti dulu lagi, toh gw masih suka pergi bareng and telp-telp-nan dengan dia, walau memang waktunya tidak sebanyak dulu tapi gw merasa senang jika melihat dia bahagia dan dapat menemukan seseorang yang disayangi untuk menjadi teman hidupnya. Kalau dikatakan mungkin karena saat ini adik gw sudah menikah dan gw masih tetep jomlo dan akhirnya tidur sendirian. Gw rasa tidak juga, toh gw merasa bahagia ketika melihat adik gw tersenyum di hari pernikahannya dan gw dengan leluasa bisa punya kamar tidur sendiri, jadi kalau gw telp malem-malem sampai pagi pun ga akan ada yang protes, terganggu dan beriksik (wkkkwkk). Trus apa karena gw cemburu melihat semua temen-temen gw yang sering kumpul, bareng nonton ma pacarnya dan lain-lain, sedangkan gw harus sedirian menghabiskan waktu di karmar, No.no… toh sudah biasa dari dulu memang begitu adanya. Trus Apa karena perubahan-perubahan yang akhir-akhir ini terjadi yang menyebabkan gw kesepian, merasa kosong dan menderita??? Ternyata bukan perubahannya yang membuat gw merasa menderita tetapi ketidakterimaan akan perubahanlah yang akhirnya membuat gw menderita. Menolak perubahan itu yang menyebabkan penderitaan.

Hidup ini Perubahan

Tanpa disadari hidup ini berubah, ya hidup ini perubahan, mau tidak mau memang harus menerimanya. Di saat kita mulai tidak menerima perubahannya, maka siap-siaplah untuk menderita karena ketidakpuasan dan ketidaktertarikan kita akan perubahan tersebut. Hidup kita ini terus berjalan menuju perubahan demi perubahan, dari perubahan yang baik menjadi yang tidak baik, atau sebaliknya. Dari yang bagus menjadi jelek, dari yang jelek menjadi bagus. Dari indah menjadi tidak indah atau sebaliknya. Dari kecil menjadi besar, dari ada menjadi tidak ada, dari tidak ada menjadi ada. Semua berubah karena segala sesuatu tidaklah pasti adanya, tetapi hanya perubahanlah yang pasti adanya. Namun baik-tidak baik, jelek-bagus, besar-kecil, ada-tidak ada, atau sebaliknya pikiran kita sendirilah yang melabel itu semua. Sama halnya dengan kebahagiaan dan ketidakbahagiaan, pikiranlah yang mengatakan itu semua. Karena pada dasarnya kebahagiaan dan ketidakbahagiaan setiap orang kadar dan tingkatnya berbeda-beda. Ada kalanya kita bilang hidup sederhana adalah penderitaan, tetapi bagi sebagian orang hidup sederhana itu kebahagiaan karena merasa tidak banyak beban hidup. Begitulah kebahagiaan dan ketidakbahagiaan kita sendirilah yang menentukan.


Selfy Parkit


Bunuh Diri dengan Tenang (Comitting Suicide in Peace)

Sepi...
Menyendiri...
Perasaan ini sulit dilukiskan..
Kosong, hampa, tanpa rasa...
Sedikit pun tak ada cahaya kehidupan.. Ingin rasanya kuakhiri saja..
Benar-benar memadamkannya.. Mengakhiri semua selama-lamanya...
Ah.. Ha.. Kuambil saja racun tikus rasa strawberry yg ada di lemariku.. Atau pisau pemotong daging milik orang tuaku.. Tapi.. Apakah lebih nyaman kalau leher ini berkalungkan tali saja???
Ah... Tidak ah.. Nanti lidahku malah akan nongol keluar.
Bagaimana kalau aku terjun bebas saja dari lantai 16 Mall dekat rumahku!! Atau menabrakan diri ke mobil?? atau kereta api juga boleh... Hmm... Ku rasa ini ide yang buruk, aku tak suka kalau nanti tubuhku ini berantakan...

A..ha... Bagaimana kalau terjun bebas dari jembatan ke kali yg dalam dan arusnya kencang???
Wow sudah pasti aku akan tenggelam, karena aku memang tidak bisa berenang. Tapi.. Bagaimana kalau tubuhku tidak bisa ditemukan dan lenyap dimakan ikan-ikan!?
Hmm.. Tidak.. Tidak... Ide itu kurang bagus.
Wah bagaimana kalau aku memuaskan nafsu keinginanku dulu, baru kemudian memikirkan lagi bagaimana caranya. Wah seru juga kalau tiba-tiba ku terima saja semua orang yang menyatakan cintanya padaku.. Hahaha....
Lalu akan kuhabiskan waktuku bersama mereka, berbuat apa pun yang ku mau.
Ku buat mereka merindukan ku. Kemudian mencampakannya, seperti apa yang mungkin pernah mereka perbuat kepada orang lain.... Setelah itu aku ingin menghabiskan uangku dan semua hartaku yang tersisa.... Berkeliling dunia dan menghambur-hamburkannya.. Ah..ha.... Bisa jadi aku juga akan mencoba semua yang belum pernah aku lakukan selama masa hidupku...
Bagaimana rasanya 'ON' dengan obat-obatan dan benda-benda tertentu.... Bagaimana rasanya melakukan seks bebas....
Bagaimana melakukan hal yg terlarang....
Wow keren.... Tapi dengan begitu bukan saja tubuhku yang rusak, namaku juga akan terancam tercemar....
Lalu setiap orang yang mengenalku akan mencaci makiku..
Mereka Hanya akan Membicarakan semua kejelekanku saja, dan pada akhirnya aku akan selalu dijadikan contoh yang tidak baik selama berabad-abad kehidupan.... Hu.hu.hu.hu....
Tidak.. Tidak.. Tidak.. Aku tidak ingin pergi dengan percuma dan dikenang sebagai orang yang tidak baik.
Hmm... Bagaimana kalau aku mulai dengan mengajak mereka semua yang mencintai dan menginginkanku berkencan pada waktu yang sama, lalu mengatakan kalau aku pun mencintai mereka dan ingin mereka semua bahagia. Tetapi karena aku akan pergi, kuanjurkan mereka untuk mencari saja pasangan lain yg mencintai mereka.... He.he.he...
Bagaimana kalau aku menghabiskan saja uang dan semua hartaku untuk orang yang membutuhkan....
Seperti panti asuhan, mereka yang terlantar dan tak punya rumah....
Pastinya mereka semua akan senang dan bahagia....
Hmm... Bagaimana kalau aku juga datang mengunjungi Rumah Sakit-Rumah Sakit terdekat. Memberikan bantuan biaya pengobatan untuk pasien-pasien yang tidak mampu. Lalu menghibur mereka yang sakit dan memberi semangat agar mereka lekas sembuh....
Oo...ouw apa yang aku lakukan???
Apa aku gila! Bagaimana bisa orang yang ingin mati malah datang menghibur orang lain dan memberikan semangat untuk tetap bertahan hidup?!?! Aku lupa kalau di luar sana banyak orang-orang yang tidak punya atas apa yang aku punya....
Hal ini dan cara ini bukan saja membuatku mati dengan nama baik, tetapi juga membuatku mengurungkan niat untuk tidak mematikan diriku.... Mengingat mereka yang akan mati ingin tetap hidup dan memiliki semangat untuk tetap hidup dan melanjutkan hidup.....



Didedikasikan untuk mereka yang kesepian dan ingin segera mati. ^_^ By. SELFY parkit.

Jumat, 11 September 2009

Hasil Translatetan Brosur

Sakyadhita

Konferensi Internasional ke-11 Perempuan-perempuan Buddhis

“Perempuan-perempuan Buddhis unggulan”

Ho Chi Minh City . Vietnam
28 Desember 2009 – 03 Januari 2010

Sakyadhita dengan gembira mengumumkan Konferensi Internasional Sakyadhita yang ke-11 Perempuan-perempuan Buddhis, diselenggarakan di Ho Chi Minh City dari tanggal 28 Desember 2009 – 03 Januari 2010. Tamasya wihara di sekitar Ho Chi Minh City akan diadakan untuk tanggal 04 – 05 January. Falkutatif tamasya ke Hue dan Hanoi akan tersedia dari tanggal 06 – 10 Januari.

Mengenal Vietnam
Menurut legenda, orang-orang Vietnam merupakan keturunan dari seekor naga dan peri. Ahli purbakala mengatakan kepada kita bahwa manusia telah bermukim sekurang-kurangnya 400.000 tahun. Suatu masa keemasan dari kebudayaan Dong San dituliskan selama masa seribu tahun pertama Sebelum Masehi, diikuti oleh masa seribu tahun kekuasaan Han dan kebudayaan Feodal. Setelah abad ke 10 Masehi, Negara ini maju pesat di bawah disnasti orang-orang vietnam yang dipusatkan berturut-turut. Negara Perancis menyerbu di tahun 1858 dan memerintah negara tersebut dari tahun 1884 sampai dengan tahun 1945, ketika Republik Demokrasi Vietnam menyatakan kemerdekaannya dari kedua negara yaitu Perancis dan Jepang. Negara Vietnam menderita 30 tahun dalam peperangan dan akhirnya bersatu kembali pada tahun 1975.
Berbatasan dengan Kamboja, Laos, Cina dan Laut Cina Selatan, daratan Vietnam termasuk 1000 mil (1.400 Km) garis pantai tropis, pengunungan hijau, dan tanaman padi yang berkilauan. 87 juta orang dari populasi merupakan kumpulan dari 54 suku yang menciptakan sebuah kaleidoskop banyak orang, kebudayaan dan agama-agama.
Pengaruh Kebudayaan orang Vietnam pribumi, Cina, Cham dan Perancis terjalin ke dalam seni, tarian-tarian latar yang komplek, Pewayangan biasa, kesenian/opera rakyat, musik kuno yang dimainkan di ruangan kecil, melukis kain sutra, arsitektur, dan berbagai macam tarian nasional.
Masakan orang Vietnam unik, menyenangkan dan lezat! Bersama-sama dengan berbagai macam pilihan masakan non-vegetarian. Pengaruh Buddhis sudah menambah banyak hidangan utama. Vegetarian dan hidangan tambahan dengan memasukan kuah/saus. Ada sebuah penekanan pada kesegaran, dengan kelembutan dan rasa yang seimbang. Masakan Kari orang Vietnam, membungkus berbagai macam, sup mie, hidangan nasi, dan roti asal Perancis yang berlimpah.
Kebudayaan spiritual Vietnam meliputi Buddhisme, Taoisme, Konfusius, Katolik, dan agama tradisi pribumi seperti Cao Dai dan Hoa Hao. Lebih dari 60 persen orang-orang Vietnam mengikuti beberapa bentuk praktik Buddhis, termasuk Therawada, Mahayana dan tradisi Mendicant (tradisi dimana para biarawan-biarawatinya hidup dari sedekah).

Buddhisme di Vietnam
Buddhisme disebarkan ke Vietnam pada abad pertama Sebelum Masehi, ketika para bhikkhu tiba dari India Selatan melalui jalan laut, dan di abad kedua , ketika para Bhikkhu tiba dari Cina melalui daratan. Gelombang arus lainnya terjadi pada abad keenam yaitu ketika kerajaan Khmer didirikan di dekat Hue di pusat Vietnam. Over time, Dua garis sisilah Zen (Thien) didirikan di Vietnam, satu dari India dan lainnya dari Cina. Di tahun 1115, Dieu Nhan menjadi seorang bhikkhuni asal Vietnam pertama dan mendirikan sanggha bhikkhuni di Vietnam. Tempat tinggal orang-orang Vietnam sering memajang gambar-gambar dan sutra-sutra yang dipersembahkan kepada Quan Am, welas asih Bodhisattwa.
Buddhisme orang-orang Vietnam sangat bermacam-macam. Orang-orang dari utara cenderung lebih tertarik pada praktik Thien (Zen), sementara orang-orang dari selatan cenderung memilih Dao Tang (Tanah Suci). Sepanjang perbatasan Kamboja ke bagian barat daya, ada banyak komunitas Therawada, dengan pada bhikkhu berjubah kuning tua, dan para bhikkhuni yang melanjutkan keseharian mereka dengan keliling meminta sedekah. Bhikkhu dan bhikkhuni pribumi tradisi Mendicant berpakaian dengan jubah warna kuning. Setiap tradisi mempunyai jenis puja bakti (Chanting)tersendiri dan penanggalan aktif festival/ perayaan Buddhis sepanjang tahun. Di Vietnam, praktisi wihara menikmati penghormatan yang besar. Bhikkhuni mendapatkan jalan masuk yang sama untuk pendidikan Buddhis dan pentahbisan secara penuh, juga sangat aktif di dalam pekerjaan kesejahteraan sosial.

Lokasi Konferensi
Konferensi internasional perempuan-perempuan Buddhis Sakyadhita yang ke-11 akan diadakan di Universal Light Monastery di pusat kota Ho Chi Minh (dahulu dikenal sebagai Saigon). Kota besar yang sibuk ini terletak di tepi sungai barat Mekong, salah satu sungai yang terbesar dan terindah di Asia. Ho Chi Minh City adalah pusat perindustrian dan perniagaan Vietnam. Sebagai tambahan dari banyaknya kuil-kuil dan pagoda-pagoda yang indah, kota ini juga disibukan oleh banyaknya kendaraan bermotor, mobil, pabrik, restoran, dan perdagangan. Orang-orang Vietnam berbicara bahasa yang menggunakan gaya suara (Tonai) dituliskan ke dalam abjad fonetis barat. Walaupun bahasa Vietnam aslinya ditulis dalam huruf Cina, sekarang ini hanya para pelajar dan orang-orang dari wihara saja yang dapat membaca dan menulis dengan huruf-huruf tersebut. kebanyakan dari para anak-anak muda berbicara sedikit berbahasa Inggris, para kaum tua kemungkinan berbicara dalam bahasa Perancis,dan orang-orang Vietnam keturunan Cina kemungkinan berbicara dalam bahasa Cina.

Perjalanan ke Vietnam
Kota Ho Chi Minh pada bulan Desember dan Januari bisa sangat panas dan lembab selama siang hari dengan suhu mendekati 95 F (32 C). Suhu pada malam hari dan subuh (pagi-pagi sekali) bisa sangat dingin dan berkabut, mencapai sama rendahnya dengan 60 F (15 C). Suhu di utara sangat lebih dingin.
Semua pendatang di Negara Sosialis Republik Vietnam (Socialist Republic of Vietnam) akan membutuhkan passport (berlaku untuk sekurang-kurangnya enam bulan dari tanggal catatan masuk) dan visa. Hubungi kedutaan besar Vietnam di negaramu untuk informasi mengenai syarat-syarat dan pengajuan visa. Jangan lupa menyediakan cukup waktu untuk proses pengolahan.

Tema Konferensi
Tema konferensi “Perempuan-perempuan Buddhis Unggulan”, akan menyoroti prestasi-prestasi dari para perempuan Buddhis di sekeliling dunia. Sampai saat ini, para perempuan sebagian besar ditinggalkan dari sejarah Buddhis. Sejak tahun 1987 para anggota Sakyadhita sudah membuat usaha yang sungguh-sungguh untuk mendorong penelitian mengenai kehidupan dan prestasi-prestasi para upasika (perempuan umat awam) dan bhikkhuni di dalam masyarakat Buddhis. Konferensi Sakyadhita yang ke-11 akan mendorong penelitian dan pemikiran lebih jauh lagi mengenai pencapaian prestasi ini.

Topic Lokakarya
Pergerakan Dharma, Tindakan dalam Kesadaran Penuh (Dharma in Motion, Mindfulness in Action)
Perbedaan : Tradisi-tradisi Meditasi (Diversity: Meditation Traditions)
Kepemimpinan untuk Kelompok Para Perempuan Buddhis (Leadership for Buddhist Women’s Groups)
Anak-anak Bersama Dharma : Timur dan Barat (Dharma with Children: East and West
Komunikasi yang Berwelas Asih (Compassionate Communication)
Mengerti Kekerasan Rumah Tangga (Understanding Domestic Violence)
Mengikutsertakan Para Upasika Dalam Kemasyarakatan (Engaging Buddhist Laywomen).
Tarian Kesadaran Asia: Pengaruh Kebudayaan di Sepanjang Jalan Buddhis (Mindful Asian Dance: Cultural Impact along the Buddhist Path)
Transformasi/ Perubahan Konflik (Conflict Transformation)

Jadwal Harian
27 Desember Tiba di Ho Chi Minh City
28 Desember Upacara pembukaan
29 Desember – 02 Januari Sesi konferensi: Meditasi, ceramah, diskusi dan lokakarya
03 Januari Upacara penutupan
04 – 05 Januari Tamasya wihara di sekitar Ho Chi Minh City
06 – 10 Januari Tamasya fakultatif ke Hue dan Hanoi

Biaya Konferensi
Biaya pendaftaran konferensi 50 Dollar Amerika (US $50)uang tak dapat dikembalikan.

Batas Akhir Pembayaran
Pendaftaran harus diserahkan pada tanggal 1 Oktober. Tempat terbatas, jadi pastikan untuk mendaftar lebih awal.

Topik Diskusi
Kepemimpinan dan Perempuan-perempuan Buddhis
Perempuan-perempuan Unggulan Dalam Sejarah Buddhis
Para Guru Perempuan-perempuan Buddhis: umat awam dan yang sudah ditahbiskan
Percakapan Lintas Kebudayaan
Keikutsertaan Bermasyarakat Para Perempuan Buddhis
Dharma Lintas Generasi dan Budaya
Perempuan-perempuan Buddhis dan Kemiskinan Dunia
Mengajarkan Dharma di dalam Penjara
Perempuan-perempuan Buddhis dan Berbagai Macam Gaya Hidup
Pendidikan Buddhis dan Lintas Kebudayaan
Hidup Sederhana, Menjaga Lingkungan

Bagaimana Saya Dapat Membantu?
Mensponsori seorang bhikkhuni atau upasika dari negara berkembang untuk menghadari konferensi! Hanya dengan bantuan Anda perempuan-perempuan dari Banglades, Bhutan, Birma, Kamboja, India, Laos, Monggolia, Nepal, Thailand atau Sri Lanka akan mendapatkan kesempatan ini. Konferensi Sakyadhita berpengalaman mengasuh dan mendorong para perempuan untuk menjadi para pemimpin bagi komunitas mereka.
Tak mampu menghadiri konferensi seorang diri? Berikan bantuan untuk seorang bhikkhuni dan upasika yang layak ditolong untuk menghadiri! Semua yang mereka butuhkan adalah sebuah tiket penerbangan. Para umat Buddha Vietnam yang baik akan mengatur makanan, akomodasi, pendaftaran, dan tamasya wiharanya! Tak mampu membantu secara finansial? Sakyadhita menerima dengan senang hati bantuanmu dalam bentuk perencanaan konferensi.

Fomulir Pendaftaran
Biaya pendaftaran: $50
(sudah termasuk makan, tidak termasuk akomodasi)

Makanan (28 Desember – 3/5 Januari), pilih salah satu:
Sarapan, makan siang, dan the
Sarapan, makan siang, the dan makan sore

Saya tertarik untuk ikut akomodasi
$40/malam r 30$/malam r $20/malam
$10/malam r Satu kamar (Single room) r Dua kamar (Double room)
Saya ingin berbagi dengan___________________________________________

Pergantian Airport tanggal 27 Desember
Tamasya wihara tanggal 4 – 5 Januari
Tolong kirim informasi mengenai falkutatif tamasya ke Hue dan Hanoi pada tanggal 6 – 10 Januari

Membantu mensponsori seorang perempuan dari sebuah negara berkembang
$30 r $50 r $100 r $200 r $500
$800 r Lainnya___________
Saya ingin mensponsori r bhikkhuni r Upasika dari ____________________ (negara/tradisi) $ ________ total jumlah yang terlampir

Saya dapat menyumbangkan bakat-bakat dan ide-ide di bawah ini:
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Nama:______________________________________________________________________Alamat:_______________________________________________________________________________________________________________________________________________Negara:____________________________________________________________________Telephone/Fax:_____________________________________________________________Email:_____________________________________________________________________________

Sakyadhita
International Association of Buddhist Women
923 Mokapu Blvd
Kailua, HI 96734 U.S.A
Email: Sakyadhita@gmail.com
www.sakyadhita.org

Kalimat Sakti

Suatu hari temanku mengatakan sebuah kalimat sakti, “Kalau tidak begitu dunia ini tidak menarik”. Lalu saktinya di mana? Kalimatnya terdengar biasa saja. Tapi coba renungkan dan aplikasikan pada setiap kasus di dalam kehidupan kita.

Misalnya, tiba-tiba saja kita harus bertemu dengan orang yang menyebalkan dan terus mengganggu, atau kita harus menghadapi sms-sms iseng yang isi pesannya tidak layak dibaca, mungkin juga kita harus menghadapi bos kita yang suka marah. Tentunya hal-hal tersebut bisa saja membuat kita merasa lelah dan tak nyaman. Ingin menyingkirkan orang-orang tersebut seketika dari hadapan kita. Tapi apakah dengan begitu kita merasa hidup kita akan tenang dan bahagia selamanya? Tentu tidak, karena kita akan terus menghadapi hal serupa di dalam hidup kita. Tapi coba aplikasikan kalimat sakti di atas! “Kalau tidak ada mereka dunia ini tidak menarik”. Karena ada merekalah hidup kita menjadi warna-warni.

Pelajaran: kebahagiaan tergantung bagaimana kita memandangnya